G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Nuklir ke Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Para menteri luar negeri dari kekuatan ekonomi Kelompok Tujuh (G7) telah meminta Rusia untuk segera mengembalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi bencana.
"Personil Ukraina yang bertanggung jawab atas pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan," bunyi pernyataan yang dikeluarkan G7 .
“Dominasi berkelanjutan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir membahayakan kawasan itu,” sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (11/8/2022).
Pabrik, yang terletak di dekat kota selatan Enerhodar dan merupakan yang terbesar di Eropa, telah ditembaki beberapa kali dan sebagian rusak pada akhir pekan lalu. Namun, infrastruktur penting dikatakan tetap utuh.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut. Tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Atas inisiatif Rusia, Dewan Keamanan PBB akan menangani penembakan pada hari Kamis di New York. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, akan memberikan pengarahan kepada dewan tersebut.
Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia secara signifikan meningkatkan risiko insiden nuklir dan menempatkan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga dan dunia dalam bahaya.
Mereka menekankan pentingnya mengizinkan para ahli IAEA untuk dikirim ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk mengatasi masalah dan tindakan keselamatan dan keamanan nuklir.
John Hendren dari Al Jazeera, melaporkan dari Kiev, mengatakan kepala perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina Energoatom mengatakan kepada jaringan berita yang berasis di Qatar itu bahwa Rusia ingin memutuskan pembangkit listrik itu dari sistem tenaga Ukraina.
"Personil Ukraina yang bertanggung jawab atas pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan," bunyi pernyataan yang dikeluarkan G7 .
“Dominasi berkelanjutan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir membahayakan kawasan itu,” sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (11/8/2022).
Pabrik, yang terletak di dekat kota selatan Enerhodar dan merupakan yang terbesar di Eropa, telah ditembaki beberapa kali dan sebagian rusak pada akhir pekan lalu. Namun, infrastruktur penting dikatakan tetap utuh.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut. Tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Atas inisiatif Rusia, Dewan Keamanan PBB akan menangani penembakan pada hari Kamis di New York. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, akan memberikan pengarahan kepada dewan tersebut.
Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia secara signifikan meningkatkan risiko insiden nuklir dan menempatkan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga dan dunia dalam bahaya.
Mereka menekankan pentingnya mengizinkan para ahli IAEA untuk dikirim ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk mengatasi masalah dan tindakan keselamatan dan keamanan nuklir.
John Hendren dari Al Jazeera, melaporkan dari Kiev, mengatakan kepala perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina Energoatom mengatakan kepada jaringan berita yang berasis di Qatar itu bahwa Rusia ingin memutuskan pembangkit listrik itu dari sistem tenaga Ukraina.