G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Nuklir ke Ukraina

Kamis, 11 Agustus 2022 - 02:20 WIB
loading...
G7 Desak Rusia Kembalikan Kendali Pembangkit Nuklir ke Ukraina
G7 desak Rusia kembalikan kendali pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina. Foto/BBC
A A A
KIEV - Para menteri luar negeri dari kekuatan ekonomi Kelompok Tujuh (G7) telah meminta Rusia untuk segera mengembalikan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi bencana.

"Personil Ukraina yang bertanggung jawab atas pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan," bunyi pernyataan yang dikeluarkan G7 .

“Dominasi berkelanjutan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir membahayakan kawasan itu,” sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (11/8/2022).

Pabrik, yang terletak di dekat kota selatan Enerhodar dan merupakan yang terbesar di Eropa, telah ditembaki beberapa kali dan sebagian rusak pada akhir pekan lalu. Namun, infrastruktur penting dikatakan tetap utuh.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut. Tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Atas inisiatif Rusia, Dewan Keamanan PBB akan menangani penembakan pada hari Kamis di New York. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, akan memberikan pengarahan kepada dewan tersebut.



Para menteri luar negeri G7 memperingatkan bahwa tindakan Rusia secara signifikan meningkatkan risiko insiden nuklir dan menempatkan rakyat Ukraina, negara-negara tetangga dan dunia dalam bahaya.

Mereka menekankan pentingnya mengizinkan para ahli IAEA untuk dikirim ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk mengatasi masalah dan tindakan keselamatan dan keamanan nuklir.

John Hendren dari Al Jazeera, melaporkan dari Kiev, mengatakan kepala perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina Energoatom mengatakan kepada jaringan berita yang berasis di Qatar itu bahwa Rusia ingin memutuskan pembangkit listrik itu dari sistem tenaga Ukraina.

“Ini (Rusia) ingin mengambil semua kekuatan dan menghubungkannya kembali ke fasilitas nuklir Crimea sehingga energi dan semua koneksi akan sepenuhnya berada di wilayah Rusia,” kata Hendren, mengutip Presiden Energoatom Petro Kotin.

Secara terpisah, Kiev menuduh Rusia mengeksploitasi posisinya di pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menargetkan kota terdekat Marhanets dalam serangan roket yang menewaskan sedikitnya 13 orang dan menyebabkan banyak lainnya terluka parah.

Tidak ada komentar langsung dari Rusia atas tuduhan Ukraina atas serangan roket di Marhanets.



Moskow mengatakan tidak sengaja menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina yang bertujuan untuk menjaga keamanannya sendiri.

Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, menuduh Rusia melancarkan serangan ke kota-kota Ukraina dengan impunitas dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia karena mengetahui bahwa Ukraina berisiko untuk melawan.

“Delapan puluh roket reaktif ditembakkan ke bangunan tempat tinggal,” tulis Yermak di layanan pesan Telegram, merujuk pada serangan terhadap Marhanets.

“Negara teroris terus berperang melawan warga sipil. Rusia yang pengecut tidak bisa berbuat apa-apa lagi sehingga mereka menyerang kota-kota yang bersembunyi di pembangkit listrik tenaga atom Zaporizhzhia," tulisnya.

Ukraina, yang menuduh Moskow melancarkan perang agresi gaya kekaisaran yang tidak beralasan, mengatakan sekitar 500 tentara Rusia dengan kendaraan berat dan senjata ditempatkan di pabrik itu, tempat teknisi Ukraina terus bekerja.

Rusia mengatakan pasukannya berperilaku bertanggung jawab dan melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan keamanan fasilitas. Moskow menuduh pasukan Ukraina menembaki pabrik itu. Kiev membantah tuduhan itu.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1801 seconds (0.1#10.140)