Perlintasan Gaza Dibuka saat Gencatan Senjata Israel dan Jihad Islam
loading...
A
A
A
Seorang pejabat senior diplomatik Israel mengatakan pada Senin bahwa, “Sebagian besar warga sipil yang tewas di Gaza dibunuh oleh roket Jihad Islam yang gagal atau salah tembak.”
“Tiga orang di Israel terluka oleh pecahan peluru, sementara 31 orang lainnya terluka ringan saat berlari mencari keselamatan,” papar layanan darurat.
Anggota Jihad Islam Mohammad Al-Hindi mengatakan, “Kesepakatan gencatan senjata berisi komitmen Mesir untuk bekerja menuju pembebasan dua tahanan.”
Mereka disebut sebagai Bassem Al-Saadi, tokoh senior di sayap politik Jihad Islam yang baru-baru ini ditangkap di Tepi Barat yang diduduki, dan Khalil Awawdeh, pejuang yang juga ditahan Israel.
Warga Gaza Nour Abu Sultan (29) mengatakan konflik tiga hari itu “mengerikan”. “Saya tidak bisa tidur selama penembakan dan suara roket, jet tempur di atas kami,” papar dia.
Dalia Harel, penduduk kota Sderot Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza, mengatakan dia “kecewa” mendengar berita tentang gencatan senjata Minggu meskipun kelima anaknya “trauma.”
“Kami lelah melakukan operasi militer setiap tahun. Kami membutuhkan para pemimpin militer dan politik kami menyelesaikannya sekali dan untuk semua… kami bukan untuk perang, tetapi kami tidak bisa terus seperti ini,” ujar dia.
Jihad Islam bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen. Hamas telah berperang empat kali dengan Israel sejak menguasai Gaza pada 2007, termasuk konflik Mei tahun lalu.
Israel mengatakan perlu meluncurkan operasi "pre-emptive" terhadap Jihad Islam, sementara pejabat diplomatik mengatakan kelompok itu telah merencanakan serangan dengan tembakan penembak jitu atau dengan rudal anti-tank.
Tentara Israel telah membunuh para pemimpin senior Jihad Islam di Gaza, termasuk Taysir Al-Jabari dan Khaled Mansour.
“Tiga orang di Israel terluka oleh pecahan peluru, sementara 31 orang lainnya terluka ringan saat berlari mencari keselamatan,” papar layanan darurat.
Anggota Jihad Islam Mohammad Al-Hindi mengatakan, “Kesepakatan gencatan senjata berisi komitmen Mesir untuk bekerja menuju pembebasan dua tahanan.”
Mereka disebut sebagai Bassem Al-Saadi, tokoh senior di sayap politik Jihad Islam yang baru-baru ini ditangkap di Tepi Barat yang diduduki, dan Khalil Awawdeh, pejuang yang juga ditahan Israel.
Warga Gaza Nour Abu Sultan (29) mengatakan konflik tiga hari itu “mengerikan”. “Saya tidak bisa tidur selama penembakan dan suara roket, jet tempur di atas kami,” papar dia.
Dalia Harel, penduduk kota Sderot Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza, mengatakan dia “kecewa” mendengar berita tentang gencatan senjata Minggu meskipun kelima anaknya “trauma.”
“Kami lelah melakukan operasi militer setiap tahun. Kami membutuhkan para pemimpin militer dan politik kami menyelesaikannya sekali dan untuk semua… kami bukan untuk perang, tetapi kami tidak bisa terus seperti ini,” ujar dia.
Jihad Islam bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen. Hamas telah berperang empat kali dengan Israel sejak menguasai Gaza pada 2007, termasuk konflik Mei tahun lalu.
Israel mengatakan perlu meluncurkan operasi "pre-emptive" terhadap Jihad Islam, sementara pejabat diplomatik mengatakan kelompok itu telah merencanakan serangan dengan tembakan penembak jitu atau dengan rudal anti-tank.
Tentara Israel telah membunuh para pemimpin senior Jihad Islam di Gaza, termasuk Taysir Al-Jabari dan Khaled Mansour.