Perang Jihad Islam dan Israel, RS Gaza Kedatangan Pasien Setiap Menit
loading...
A
A
A
GAZA - Perang sengit antara kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) dan Israel telah menewaskan 43 orang di Gaza. Perang berakhir dengan gencatan senjata yang mulai berlaku hari Minggu (7/8/2022).
Direktur utama rumah sakit (RS) Gaza, Muhammad Abu Salmiya, memperingatkan banyak krisis yang dihadapi rumah sakit di tengah perang mematikan tersebut.
Rentetan krisis yang dihadapi itu termasuk obat-obatan dan pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk terus merawat pasien.
Salmiya mengatakan para korban luka akibat perang tiba setiap menit di rumah sakit Shifa di Kota Gaza.
“Ada krisis obat, krisis obat-obatan, krisis listrik,” kata Salmiya.
Data terbaru dari otoritas medis di Gaza menyatakan korban tewas mencapai 43 orang dan lebih dari 300 orang lainnya terluka.
Perang dimulai sejak Kamis pekan lalu. Korban berjatuhan ketika jet-jet tempur Israel membombardir apa yang yang diklaim militer Zionis sebagai posisi PIJ di Gaza. Kelompok militan itu membalas dengan menembakkan sekitar 580 roket.
Pembangkit listrik satu-satunya Gaza ditutup pada hari Sabtu karena kekurangan bahan bakar, empat hari setelah Israel menutup penyeberangannya dengan wilayah tersebut dengan alasan masalah keamanan.
“Situasinya sangat buruk,” kata Salmiya. “Kami perlu segera membuka perbatasan untuk membawa obat-obatan, (bahan bakar untuk) listrik.”
Diesel untuk pembangkit listrik biasanya diangkut dengan truk dari Mesir atau Israel, yang telah mempertahankan blokade daerah kantong Palestina itu sejak kelompok militan Hamas menguasai Gaza pada 2007.
Direktur utama rumah sakit (RS) Gaza, Muhammad Abu Salmiya, memperingatkan banyak krisis yang dihadapi rumah sakit di tengah perang mematikan tersebut.
Rentetan krisis yang dihadapi itu termasuk obat-obatan dan pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk terus merawat pasien.
Salmiya mengatakan para korban luka akibat perang tiba setiap menit di rumah sakit Shifa di Kota Gaza.
“Ada krisis obat, krisis obat-obatan, krisis listrik,” kata Salmiya.
Data terbaru dari otoritas medis di Gaza menyatakan korban tewas mencapai 43 orang dan lebih dari 300 orang lainnya terluka.
Perang dimulai sejak Kamis pekan lalu. Korban berjatuhan ketika jet-jet tempur Israel membombardir apa yang yang diklaim militer Zionis sebagai posisi PIJ di Gaza. Kelompok militan itu membalas dengan menembakkan sekitar 580 roket.
Pembangkit listrik satu-satunya Gaza ditutup pada hari Sabtu karena kekurangan bahan bakar, empat hari setelah Israel menutup penyeberangannya dengan wilayah tersebut dengan alasan masalah keamanan.
“Situasinya sangat buruk,” kata Salmiya. “Kami perlu segera membuka perbatasan untuk membawa obat-obatan, (bahan bakar untuk) listrik.”
Diesel untuk pembangkit listrik biasanya diangkut dengan truk dari Mesir atau Israel, yang telah mempertahankan blokade daerah kantong Palestina itu sejak kelompok militan Hamas menguasai Gaza pada 2007.