Taiwan Samakan China dengan Korea Utara karena Lakukan Ini
loading...
A
A
A
TAIPEI - Taiwan menuduh China "mengikuti contoh Korea Utara" dengan menembakkan rudal balistik di dekat wilayah negara lain.
Sebelumnya, Jepang mengatakan sejumlah rudal China jatuh di zona ekonomi eksklusifnya.
Beijing mengumumkan pada Kamis sore (4/8/2022) bahwa mereka telah menembakkan beberapa senjata jarak jauh ke bagian timur Selat Taiwan.
Media China melaporkan rudal hipersonik Dongfeng DF-17 mungkin telah digunakan dalam latihan tersebut.
“Taiwan sangat mengutuk pemerintah China yang mengikuti contoh Korea Utara dalam uji coba rudal yang sewenang-wenang di perairan yang dekat dengan negara lain,” tegas pernyataan itu, diakhiri dengan seruan kepada “komunitas internasional” untuk mengutuk tindakan China.
China telah mengadakan beberapa latihan militer pada hari-hari menjelang dan setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada Selasa.
China mengklaim kedaulatan atas pulau yang diperintah sendiri. Meski AS secara resmi mengakui klaim ini, Beijing menganggap kunjungan politisi AS berpangkat tinggi seperti itu sebagai dukungan yang hampir resmi atas kemerdekaan Taiwan.
Sebelum kunjungan Pelosi, yang tidak dikonfirmasi sampai beberapa jam sebelum pendaratannya, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden untuk tidak “bermain dengan api.”
Setelah perjalanan itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menggambarkan kunjungan Pelosi sebagai “lelucon yang lengkap” dan menyatakan, “Mereka yang menyinggung China akan dihukum.”
Perbandingan Taipei antara China dengan Korea Utara (Korut) terjadi di tengah periode peningkatan aktivitas militer oleh pemerintahan Kim Jong-un.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengklaim bulan lalu telah mendeteksi "lintasan" yang konsisten dengan penembakan artileri.
Korsel mengatakan pada Juni bahwa Korut telah menembakkan proyektil dari beberapa peluncur roket dan menguji coba delapan rudal balistik jarak pendek ke arah timur.
Korea Utara telah menembakkan enam proyektil, empat roket dan dua rudal balistik, di atas tanah Jepang sejak akhir 1990-an.
Kedua rudal melewati pulau Hokkaido di Jepang utara pada Juli dan September 2017, mendorong pihak berwenang mengirim pesan peringatan kepada warga.
“Korut juga siap melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja,” ujar Sung Kim, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, mengklaim pada Juni, setelah jeda dalam pengujian sejak ledakan bawah tanah pada tahun 2017.
Sebelumnya, Jepang mengatakan sejumlah rudal China jatuh di zona ekonomi eksklusifnya.
Beijing mengumumkan pada Kamis sore (4/8/2022) bahwa mereka telah menembakkan beberapa senjata jarak jauh ke bagian timur Selat Taiwan.
Media China melaporkan rudal hipersonik Dongfeng DF-17 mungkin telah digunakan dalam latihan tersebut.
“Taiwan sangat mengutuk pemerintah China yang mengikuti contoh Korea Utara dalam uji coba rudal yang sewenang-wenang di perairan yang dekat dengan negara lain,” tegas pernyataan itu, diakhiri dengan seruan kepada “komunitas internasional” untuk mengutuk tindakan China.
China telah mengadakan beberapa latihan militer pada hari-hari menjelang dan setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada Selasa.
China mengklaim kedaulatan atas pulau yang diperintah sendiri. Meski AS secara resmi mengakui klaim ini, Beijing menganggap kunjungan politisi AS berpangkat tinggi seperti itu sebagai dukungan yang hampir resmi atas kemerdekaan Taiwan.
Sebelum kunjungan Pelosi, yang tidak dikonfirmasi sampai beberapa jam sebelum pendaratannya, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden untuk tidak “bermain dengan api.”
Setelah perjalanan itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menggambarkan kunjungan Pelosi sebagai “lelucon yang lengkap” dan menyatakan, “Mereka yang menyinggung China akan dihukum.”
Perbandingan Taipei antara China dengan Korea Utara (Korut) terjadi di tengah periode peningkatan aktivitas militer oleh pemerintahan Kim Jong-un.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengklaim bulan lalu telah mendeteksi "lintasan" yang konsisten dengan penembakan artileri.
Korsel mengatakan pada Juni bahwa Korut telah menembakkan proyektil dari beberapa peluncur roket dan menguji coba delapan rudal balistik jarak pendek ke arah timur.
Korea Utara telah menembakkan enam proyektil, empat roket dan dua rudal balistik, di atas tanah Jepang sejak akhir 1990-an.
Kedua rudal melewati pulau Hokkaido di Jepang utara pada Juli dan September 2017, mendorong pihak berwenang mengirim pesan peringatan kepada warga.
“Korut juga siap melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja,” ujar Sung Kim, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, mengklaim pada Juni, setelah jeda dalam pengujian sejak ledakan bawah tanah pada tahun 2017.
(sya)