Begini Cara Intelijen AS Melacak Bos al-Qaeda Zawahiri dan Membunuhnya

Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:19 WIB
loading...
Begini Cara Intelijen AS Melacak Bos al-Qaeda Zawahiri dan Membunuhnya
Rumah persembunyian pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri di Kabul, Afghanistan. Di rumah inilah Zawahiri terlacak intelijen AS dan dibunuh dengan serangan drone. Foto/Atlas News
A A A
WASHINGTON - Pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan drone CIA Amerika Serikat (AS) di Afghanistan selama akhir pekan, pukulan terbesar bagi kelompok teroris itu sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011.

Zawahiri telah bersembunyi selama bertahun-tahun dan operasi untuk menemukan dan membunuhnya adalah hasil kerja "sabar dan gigih" oleh komunitas kontra-terorisme dan intelijen. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior pemerintah AS kepada wartawan.

Hingga pengumuman AS keluar, Zawahiri dilaporkan berada di wilayah suku Pakistan atau pun di dalam wilayah Afghanistan.



Berbicara dengan syarat anonim, pejabat tersebut memberikan perincian berikut tentang operasi pelacakan dan pembunuhan Zawahiri, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (2/8/2022).

1. Selama beberapa tahun, pemerintah AS telah mengetahui jaringan yang dinilai mendukung Zawahiri, dan selama setahun terakhir, setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, para pejabat telah mengamati indikasi kehadiran al-Qaeda di negara itu.

2. Tahun ini, para pejabat mengidentifikasi bahwa keluarga Zawahiri—istrinya, putrinya dan anak-anaknya—telah pindah ke rumah aman di Kabul dan kemudian mengidentifikasi Zawahiri di lokasi yang sama.

3.Selama beberapa bulan, para pejabat intelijen semakin yakin bahwa mereka telah mengidentifikasi Zawahiri dengan benar di rumah persembunyian Kabul dan pada awal April mulai memberi pengarahan kepada pejabat senior administrasi. Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional, kemudian memberi pengarahan kepada Presiden Joe Biden.



"Kami mampu membangun pola kehidupan melalui berbagai sumber informasi independen untuk menginformasikan operasi tersebut," kata pejabat itu.

4. Begitu Zawahiri tiba di rumah persembunyian Kabul, para pejabat tidak menyadari dia meninggalkan jejaknya dan mereka mengidentifikasi dia di balkon rumahnya—di mana dia akhirnya dihantam rudal dari drone—pada beberapa kesempatan.

5. Para pejabat menyelidiki konstruksi dan sifat rumah persembunyian dan meneliti penghuninya untuk memastikan Amerika Serikat dapat dengan percaya diri melakukan operasi untuk membunuh Zawahiri tanpa mengancam integritas struktural bangunan dan meminimalkan risiko bagi warga sipil dan keluarga Zawahiri.

6. Dalam beberapa minggu terakhir, presiden mengadakan pertemuan dengan penasihat kunci dan anggota Kabinet untuk meneliti intelijen dan mengevaluasi tindakan terbaik. Pada 1 Juli, Biden diberi pengarahan tentang operasi yang diusulkan di Situation Room Gedung Putih oleh anggota kabinetnya termasuk Direktur CIA William Burns.

"Biden mengajukan pertanyaan terperinci tentang apa yang kami ketahui dan bagaimana kami mengetahuinya dan memeriksa dengan cermat model rumah persembunyian yang dibangun dan dibawa oleh komunitas intelijen ke pertemuan tersebut," imbuh pejabat tersebut.

Dia bertanya tentang pencahayaan, cuaca, bahan konstruksi, dan faktor lain yang dapat memengaruhi keberhasilan operasi. Presiden juga meminta analisis tentang konsekuensi potensial dari serangan di Kabul.

7. Sebuah lingkaran ketat pengacara antar-lembaga senior memeriksa pelaporan intelijen dan menegaskan bahwa Zawahiri adalah target yang sah berdasarkan kepemimpinan al-Qaeda yang berkelanjutan.

Menurut pejabat tersebut, pada 25 Juli, presiden mengumpulkan anggota kabinet dan penasihat utamanya untuk menerima pengarahan terakhir dan membahas bagaimana pembunuhan Zawahiri akan memengaruhi hubungan Amerika dengan Taliban, di antara masalah-masalah lain. Setelah meminta pandangan dari orang lain di ruangan itu, Biden mengizinkan serangan udara yang disesuaikan dengan tepat dengan syarat meminimalkan risiko korban sipil.

8. Serangan akhirnya dilakukan pada pukul 21.48. ET (01.48 GMT) pada 30 Juli oleh sebuah pesawat tak berawak yang menembakkan apa yang disebut rudal "Hellfire".
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1978 seconds (0.1#10.140)