Heboh, Video Tentara Rusia Diduga Potong Alat Kelamin Serdadu Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Sebuah rekaman video penyiksaan menunjukkan sekelompok tentara Rusia diduga memotong alat kelamin seorang serdadu Ukraina yang jadi tawanan perang.
Video yang beredar di media sosial sejak Kamis malam ini memicu kehebohan dan kemarahan di antara politisi Ukraina.
Keaslian video tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Menurut anggota Parlemen Ukraina; Inna Sovsun, yang mem-posting rekaman video tersebut sebelum akun media sosialnya ditangguhkan, mengatakan; "Video itu menggambarkan tentara Rusia dari Batalyon Akhmat Chechnya memotong alat kelamin tawanan perang Ukraina."
Beberapa media Barat melaporkan bahwa sekelompok tentara Rusia menahan seorang pria yang mengenakan seragam militer Ukraina sambil meneriakkan bahasa yang menghina kepadanya.
Sebuah pisau seperti pemotong kotak kemudian diduga digunakan untuk memutilasi organ vital individu tersebut.
Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya pada serdadu Ukraina itu setelah video itu berakhir, tetapi beberapa laporan mengeklaim serdadu itu kemudian dibunuh.
"Orang-orang harus tahu apa yang dilakukan Rusia," kata Sovsun dalam sebuah posting Twitter setelah akunnya diaktifkan kembali.
Tidak jelas kapan atau di mana rekaman video itu diambil.
Asisten editor asing untuk The Times, Maxim Tucker, men-tweet Kamis bahwa video itu asli menurut situs investigasi yang berbasis di Belanda; Bellingcat.
Penasihat presiden Ukraina Mikhailo Podolyak melalui Twitter menyuarakan kemarahannya. "Para propagandis Rusia dengan senang hati menunjukkan bagaimana sekelompok orang [Rusia] tidak manusiawi menghancurkan seorang tawanan," tulis Podolyak, seperti dikutip Fox News, Jumat (29/7/2022).
"Seluruh dunia perlu memahami: Rusia adalah negara kanibal yang menikmati penyiksaan dan pembunuhan," lanjut dia. "Tapi kabut perang tidak akan membantu menghindari hukuman para algojo."
Militer Rusia belum berkomentar atas beredarnya rekaman video penyiksaan yang dialami tentara Ukraina tersebut.
Beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) sebelumnya menuduh Rusia telah melakukan banyak kejahatan perang selama invasinya ke Ukraina. Namun, Moskow menuduh balik pihak militer Kiev yang melakukan kejahatan perang.
Video yang beredar di media sosial sejak Kamis malam ini memicu kehebohan dan kemarahan di antara politisi Ukraina.
Keaslian video tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Menurut anggota Parlemen Ukraina; Inna Sovsun, yang mem-posting rekaman video tersebut sebelum akun media sosialnya ditangguhkan, mengatakan; "Video itu menggambarkan tentara Rusia dari Batalyon Akhmat Chechnya memotong alat kelamin tawanan perang Ukraina."
Beberapa media Barat melaporkan bahwa sekelompok tentara Rusia menahan seorang pria yang mengenakan seragam militer Ukraina sambil meneriakkan bahasa yang menghina kepadanya.
Sebuah pisau seperti pemotong kotak kemudian diduga digunakan untuk memutilasi organ vital individu tersebut.
Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya pada serdadu Ukraina itu setelah video itu berakhir, tetapi beberapa laporan mengeklaim serdadu itu kemudian dibunuh.
"Orang-orang harus tahu apa yang dilakukan Rusia," kata Sovsun dalam sebuah posting Twitter setelah akunnya diaktifkan kembali.
Tidak jelas kapan atau di mana rekaman video itu diambil.
Asisten editor asing untuk The Times, Maxim Tucker, men-tweet Kamis bahwa video itu asli menurut situs investigasi yang berbasis di Belanda; Bellingcat.
Penasihat presiden Ukraina Mikhailo Podolyak melalui Twitter menyuarakan kemarahannya. "Para propagandis Rusia dengan senang hati menunjukkan bagaimana sekelompok orang [Rusia] tidak manusiawi menghancurkan seorang tawanan," tulis Podolyak, seperti dikutip Fox News, Jumat (29/7/2022).
"Seluruh dunia perlu memahami: Rusia adalah negara kanibal yang menikmati penyiksaan dan pembunuhan," lanjut dia. "Tapi kabut perang tidak akan membantu menghindari hukuman para algojo."
Militer Rusia belum berkomentar atas beredarnya rekaman video penyiksaan yang dialami tentara Ukraina tersebut.
Beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) sebelumnya menuduh Rusia telah melakukan banyak kejahatan perang selama invasinya ke Ukraina. Namun, Moskow menuduh balik pihak militer Kiev yang melakukan kejahatan perang.
(min)