Iran Akan Matikan Kamera IAEA Sampai Kesepakatan Nuklir Dipulihkan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran akan mematikan kamera pengawas nuklir PBB sampai kesepakatan nuklir 2015 dipulihkan. Hal itu diungkapkan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, Senin (25/7/2022), seperti dilaporkan kantor berita semi-resmi Tasnim.
Iran memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa mereka telah menghapus peralatan IAEA, termasuk 27 kamera yang dipasang di bawah pakta 2015 dengan kekuatan dunia. Langkah itu diambil setelah IAEA mengeluarkan resolusi yang mengkritik Teheran pada Juni lalu.
"Kami tidak akan menyalakan kamera IAEA sampai pihak lain kembali ke kesepakatan nuklir," kata Eslami, seperti dikutip dari Reuters.
Pakta nuklir 2015 memberlakukan pembatasan pada kegiatan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Presiden Donald Trump saat itu menarik Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018, menerapkan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani menuduh Kepala IAEA Rafael Grossi memiliki "pandangan tidak profesional, tidak adil dan tidak konstruktif" pada program nuklir Teheran. Dia juga menambahkan bahwa Teheran berharap kembalinya kesepakatan nuklir dapat segera dicapai jika AS menunjukkan niat baik.
“Iran berkomitmen untuk melakukan pembicaraan dan akan berlanjut sampai kesepakatan yang baik dan berkelanjutan tercapai,” kata Kanaani pada konferensi pers mingguannya.
Sementara Grossi mengatakan kepada surat kabar El Pais Spanyol dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat, bahwa program nuklir Iran "berderap ke depan" dan IAEA memiliki visibilitas yang sangat terbatas tentang apa yang terjadi.
Kekuatan Barat memperingatkan Iran semakin dekat untuk mampu membuat bom nuklir. Iran membantah menginginkan hal itu terwujud. Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 telah terhenti sejak Maret.
Iran memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa mereka telah menghapus peralatan IAEA, termasuk 27 kamera yang dipasang di bawah pakta 2015 dengan kekuatan dunia. Langkah itu diambil setelah IAEA mengeluarkan resolusi yang mengkritik Teheran pada Juni lalu.
"Kami tidak akan menyalakan kamera IAEA sampai pihak lain kembali ke kesepakatan nuklir," kata Eslami, seperti dikutip dari Reuters.
Pakta nuklir 2015 memberlakukan pembatasan pada kegiatan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Presiden Donald Trump saat itu menarik Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018, menerapkan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani menuduh Kepala IAEA Rafael Grossi memiliki "pandangan tidak profesional, tidak adil dan tidak konstruktif" pada program nuklir Teheran. Dia juga menambahkan bahwa Teheran berharap kembalinya kesepakatan nuklir dapat segera dicapai jika AS menunjukkan niat baik.
“Iran berkomitmen untuk melakukan pembicaraan dan akan berlanjut sampai kesepakatan yang baik dan berkelanjutan tercapai,” kata Kanaani pada konferensi pers mingguannya.
Sementara Grossi mengatakan kepada surat kabar El Pais Spanyol dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat, bahwa program nuklir Iran "berderap ke depan" dan IAEA memiliki visibilitas yang sangat terbatas tentang apa yang terjadi.
Kekuatan Barat memperingatkan Iran semakin dekat untuk mampu membuat bom nuklir. Iran membantah menginginkan hal itu terwujud. Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 telah terhenti sejak Maret.
(esn)