Turki Marah Calon PM Inggris Liz Truss akan Kirim Pengungsi ke Ankara
loading...
A
A
A
Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki Tanju Bilgic menyatakan, "Kami berharap klaim yang berkaitan dengan Truss di media tidak berdasar."
Bilgic menekankan, "Tidak mungkin bagi bangsa kami, tuan rumah pengungsi terbesar di dunia selama delapan tahun terakhir, untuk menanggung beban yang lebih besar atas permintaan negara ketiga dan, lebih jauh lagi, untuk berkontribusi pada pendekatan yang tidak sesuai dengan aturan internasional tentang hak atas suaka."
"Turki tidak akan menjadi kamp pengungsi atau penjaga perbatasan untuk negara lain, juga tidak akan, dengan cara apa pun, memikul kewajiban internasional dari negara ketiga," papar Bilgic.
Tim kampanye Truss telah membantah bahwa dia telah menyusun rencana formal yang sebenarnya untuk pengangkutan pengungsi ke Turki dan negara ketiga lainnya.
Meski demikian, juru bicaranya telah mengakui Truss mengemukakan gagasan itu dengan backbencher parlemen Konservatif, Christopher Chope.
"Liz mendukung kebijakan Rwanda dan mendukung perluasannya ke negara lain," ungkap juru bicara Truss.
Kecaman dan penolakan Turki terhadap proposal tersebut datang pada saat sentimen anti-pengungsi dan anti-migran telah menyebar di antara sebagian besar masyarakat Turki selama dekade terakhir.
Saat ini, Turki telah menjadi titik fokus utama bagi warga Suriah dan lainnya yang hendak melarikan diri ke Eropa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali membela kebijakan menampung para pengungsi dan meyakinkan kepulangan mereka akan sukarela dan tidak dipaksakan.
Meski demikian, kebijakan itu telah membuat Erdogan menjadi target tekanan lebih lanjut untuk mencari solusi atas keberadaan jutaan orang yang masih tersisa di negara.
Bilgic menekankan, "Tidak mungkin bagi bangsa kami, tuan rumah pengungsi terbesar di dunia selama delapan tahun terakhir, untuk menanggung beban yang lebih besar atas permintaan negara ketiga dan, lebih jauh lagi, untuk berkontribusi pada pendekatan yang tidak sesuai dengan aturan internasional tentang hak atas suaka."
"Turki tidak akan menjadi kamp pengungsi atau penjaga perbatasan untuk negara lain, juga tidak akan, dengan cara apa pun, memikul kewajiban internasional dari negara ketiga," papar Bilgic.
Tim kampanye Truss telah membantah bahwa dia telah menyusun rencana formal yang sebenarnya untuk pengangkutan pengungsi ke Turki dan negara ketiga lainnya.
Meski demikian, juru bicaranya telah mengakui Truss mengemukakan gagasan itu dengan backbencher parlemen Konservatif, Christopher Chope.
"Liz mendukung kebijakan Rwanda dan mendukung perluasannya ke negara lain," ungkap juru bicara Truss.
Kecaman dan penolakan Turki terhadap proposal tersebut datang pada saat sentimen anti-pengungsi dan anti-migran telah menyebar di antara sebagian besar masyarakat Turki selama dekade terakhir.
Saat ini, Turki telah menjadi titik fokus utama bagi warga Suriah dan lainnya yang hendak melarikan diri ke Eropa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali membela kebijakan menampung para pengungsi dan meyakinkan kepulangan mereka akan sukarela dan tidak dipaksakan.
Meski demikian, kebijakan itu telah membuat Erdogan menjadi target tekanan lebih lanjut untuk mencari solusi atas keberadaan jutaan orang yang masih tersisa di negara.