Panglima Militer Inggris: Rumor Putin Sakit dan Dapat Dibunuh Cuma Angan-angan
loading...
A
A
A
LONDON - Panglima Angkatan Bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin menepis rumor bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin jatuh sakit atau dapat dibunuh. Menurutnya, rumor seperti itu cuma angan-angan.
Saat Partai Konservatif memilih pengganti Perdana Menteri Boris Johnson, Laksamana Radakin juga mengatakan pemimpin Inggris berikutnya harus menyadari bahwa Rusia merupakan ancaman terbesar dan tantangannya akan bertahan selama beberapa dekade.
"Saya pikir beberapa komentar bahwa dia tidak sehat atau bahwa sebenarnya seseorang akan membunuhnya atau membawanya keluar, saya pikir itu hanya angan-angan," kata Radakin dalam siaran wawancara stasiun televisi BBC pada hari Minggu.
“Sebagai profesional militer, kami melihat rezim yang relatif stabil di Rusia. Presiden Putin telah mampu menumpas oposisi apa pun, kami melihat hierarki yang ditanamkan pada Presiden Putin dan tidak ada orang di puncak yang mendapat motivasi untuk menantang Presiden Putin,” ujar Radakin.
"Dan itu suram," katanya lagi, yang dilansir AFP, Senin (18/7/2022).
Menurut sang panglima, pasukan darat Rusia mungkin kurang menimbulkan ancaman sekarang, setelah mengalami kemunduran dalam perang di Ukraina.
Dia memperkirakan invasi ke Ukraina telah menewaskan atau melukai 50.000 tentara Rusia dan menghancurkan hampir 1.700 tank, serta sekitar 4.000 kendaraan tempur lapis baja Moskow.
“Tapi Rusia terus menjadi kekuatan nuklir. Ia memiliki kemampuan siber, memiliki kemampuan luar angkasa, dan memiliki program khusus di bawah air sehingga dapat mengancam kabel bawah air yang memungkinkan informasi dunia untuk transit," paparnya.
Menurutnya, masalah Ukraina akan mendominasi briefing militer untuk pengganti Johnson ketika sang pengganti mulai menjabat pada 6 September 2022.
“Dan kemudian kita harus mengingatkan perdana menteri tentang tanggung jawab luar biasa yang mereka miliki dengan Inggris sebagai kekuatan nuklir, dan itu adalah bagian dari inisiasi perdana menteri Inggris yang baru," terangnya.
Sementara itu, Radakin dikejutkan dengan investigasi BBC yang menemukan bahwa pasukan komando di korps elite Layanan Udara Khusus (SAS) Inggris menewaskan sedikitnya 54 warga Afghanistan dalam keadaan yang mencurigakan satu dekade lalu, tetapi rantai komando militer menyembunyikan kekhawatiran.
Menurutnya, polisi militer telah menetapkan itu tidak terjadi tetapi akan mencari lagi jika bukti baru yang konkret muncul.
Saat Partai Konservatif memilih pengganti Perdana Menteri Boris Johnson, Laksamana Radakin juga mengatakan pemimpin Inggris berikutnya harus menyadari bahwa Rusia merupakan ancaman terbesar dan tantangannya akan bertahan selama beberapa dekade.
"Saya pikir beberapa komentar bahwa dia tidak sehat atau bahwa sebenarnya seseorang akan membunuhnya atau membawanya keluar, saya pikir itu hanya angan-angan," kata Radakin dalam siaran wawancara stasiun televisi BBC pada hari Minggu.
“Sebagai profesional militer, kami melihat rezim yang relatif stabil di Rusia. Presiden Putin telah mampu menumpas oposisi apa pun, kami melihat hierarki yang ditanamkan pada Presiden Putin dan tidak ada orang di puncak yang mendapat motivasi untuk menantang Presiden Putin,” ujar Radakin.
"Dan itu suram," katanya lagi, yang dilansir AFP, Senin (18/7/2022).
Menurut sang panglima, pasukan darat Rusia mungkin kurang menimbulkan ancaman sekarang, setelah mengalami kemunduran dalam perang di Ukraina.
Dia memperkirakan invasi ke Ukraina telah menewaskan atau melukai 50.000 tentara Rusia dan menghancurkan hampir 1.700 tank, serta sekitar 4.000 kendaraan tempur lapis baja Moskow.
“Tapi Rusia terus menjadi kekuatan nuklir. Ia memiliki kemampuan siber, memiliki kemampuan luar angkasa, dan memiliki program khusus di bawah air sehingga dapat mengancam kabel bawah air yang memungkinkan informasi dunia untuk transit," paparnya.
Menurutnya, masalah Ukraina akan mendominasi briefing militer untuk pengganti Johnson ketika sang pengganti mulai menjabat pada 6 September 2022.
“Dan kemudian kita harus mengingatkan perdana menteri tentang tanggung jawab luar biasa yang mereka miliki dengan Inggris sebagai kekuatan nuklir, dan itu adalah bagian dari inisiasi perdana menteri Inggris yang baru," terangnya.
Sementara itu, Radakin dikejutkan dengan investigasi BBC yang menemukan bahwa pasukan komando di korps elite Layanan Udara Khusus (SAS) Inggris menewaskan sedikitnya 54 warga Afghanistan dalam keadaan yang mencurigakan satu dekade lalu, tetapi rantai komando militer menyembunyikan kekhawatiran.
Menurutnya, polisi militer telah menetapkan itu tidak terjadi tetapi akan mencari lagi jika bukti baru yang konkret muncul.
(min)