Imbas Minim Stok Obat, Dokter Sri Lanka: Jangan Sampai Sakit

Rabu, 13 Juli 2022 - 10:33 WIB
loading...
Imbas Minim Stok Obat, Dokter Sri Lanka: Jangan Sampai Sakit
Imbas Minim Stok Obat, Dokter Sri Lanka: Jangan Sampai Sakit. FOTO/Reuters
A A A
KOLOMBO - Jangan jatuh sakit atau mengalami kecelakaan: Itulah nasihat yang diberikan dokter di Sri Lanka kepada pasien. Krisis ekonomi negara itu membuat sistem perawatan kesehatan di Sri Lanka mengalami kekurangan obat-obatan dan persediaan penting lainnya.

Negara kepulauan di Asia Selatan itu kekurangan uang untuk membayar impor dasar, seperti bahan bakar dan makanan, dan obat-obatan juga hampir habis. Beberapa dokter telah beralih ke media sosial untuk mencoba mendapatkan sumbangan persediaan atau dana untuk membelinya.



Mereka juga mendesak warga Sri Lanka yang tinggal di luar negeri untuk membantu. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda berakhirnya krisis yang telah mendorong negara itu ke dalam kehancuran ekonomi dan politik.

“Jangan sakit, jangan terluka, jangan melakukan apa pun yang akan membuat Anda pergi ke rumah sakit untuk perawatan yang tidak perlu,” kata Samath Dharmaratne, presiden Asosiasi Medis Sri Lanka. “Begitulah cara saya menjelaskannya; ini adalah situasi yang serius,” lanjutnya, seperti dikutip dari AP.

Dr. Charles Nugawela, yang mengepalai sebuah rumah sakit ginjal di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, mengatakan bahwa rumah sakitnya terus berjalan berkat kemurahan hati para pendonor, tetapi terpaksa menyediakan obat hanya untuk pasien yang penyakitnya telah lanjut ke tahap di mana mereka membutuhkan dialisis.

Nugawela khawatir rumah sakit mungkin harus menunda semua operasi kecuali yang paling mendesak karena kekurangan bahan jahitan.



Kolese Ahli Onkologi Sri Lanka memberikan daftar obat-obatan kepada Kementerian Kesehatan yang “sangat penting, yang harus dimiliki semua rumah sakit sepanjang waktu sehingga kami dapat memberikan pengobatan kanker tanpa gangguan,” kata Dr. Nadarajah Jeyakumaran, yang mengepalai perguruan tinggi. “Tapi, pemerintah kesulitan menyediakannya,” katanya.

Kekurangan bukan hanya terjadi pada obat-obatan. “Pasien yang menjalani kemoterapi rentan terhadap infeksi dan tidak bisa makan secara normal karena rumah sakit tidak memiliki suplemen makanan yang cukup,” kata Jeyakumaran.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2274 seconds (0.1#10.140)