Kapal Perang Rusia Hancurkan Stok Rudal yang Dipasok AS di Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kapal perang Rusia menghancurkan persediaan amunisi yang dipasok Amerika Serikat (AS) dengan menyerang gudang senjata di Wilayah Dnepropetrovsk, tengah Ukraina, dengan rudal jelajah Kalibr.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengungkapkan hal itu pada Senin (11/7/2022).
“Gudang amunisi untuk peluncur roket ganda HIMARS dan howitzer M772 yang dikirim AS, serta senjata self-propelled 2S7 Pion telah dihancurkan,” papar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov dalam konferensi pers harian.
Konashenkov menambahkan, “Pesawat Rusia menghantam pangkalan batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing di kota timur Kharkov, menewaskan sekitar 250 pejuang dan menghancurkan hingga 25 kendaraan militer.”
AS berjanji bulan ini untuk memasok Kiev dengan empat peluncur HIMARS tambahan, sehingga jumlah total yang dikirim ke Ukraina menjadi 12 unit.
Berbicara kepada Wall Street Journal pada Minggu, Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Alexey Reznikov menyebut mereka "pengubah permainan" di medan perang.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah memusnahkan dua peluncur HIMARS dan dua depot amunisi.
Militer Ukraina menolak laporan itu sebagai "palsu," bersikeras peluncur buatan AS menimbulkan kerusakan "kolosal" dan korban pada "pasukan pendudukan."
Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengungkapkan hal itu pada Senin (11/7/2022).
“Gudang amunisi untuk peluncur roket ganda HIMARS dan howitzer M772 yang dikirim AS, serta senjata self-propelled 2S7 Pion telah dihancurkan,” papar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov dalam konferensi pers harian.
Konashenkov menambahkan, “Pesawat Rusia menghantam pangkalan batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing di kota timur Kharkov, menewaskan sekitar 250 pejuang dan menghancurkan hingga 25 kendaraan militer.”
AS berjanji bulan ini untuk memasok Kiev dengan empat peluncur HIMARS tambahan, sehingga jumlah total yang dikirim ke Ukraina menjadi 12 unit.
Berbicara kepada Wall Street Journal pada Minggu, Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Alexey Reznikov menyebut mereka "pengubah permainan" di medan perang.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah memusnahkan dua peluncur HIMARS dan dua depot amunisi.
Militer Ukraina menolak laporan itu sebagai "palsu," bersikeras peluncur buatan AS menimbulkan kerusakan "kolosal" dan korban pada "pasukan pendudukan."
Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(sya)