Eks Komandan NATO Serukan Penghancuran Jembatan Terpanjang Eropa dengan Rudal Canggih AS
loading...
A
A
A
LONDON - Mantan komandan NATO, Jenderal Philip Breedlove, menyerukan penghancuran Jembatan Kerch dengan rudal canggih Harpoon Ukraina pasokan Amerika Serikat (AS). Jembatan itu menghubungkan Crimea dengan daratan Rusia .
Menurut Breedlove, Jembatan Kerch adalah target sah bagi militer Ukraina dalam perang melawan invasi Rusia.
Breedlove kepada The Times mengatakan Kiev sekarang memiliki kemampuan untuk mencoba dan menyerang jembatan itu dengan rudal anti-kapal Harpoon.
“Jembatan Kerch adalah target yang sah,” katanya."Sama sekali tidak mengejutkan saya bahwa Rusia khawatir tentang jembatan Kerch. Ini sangat penting bagi mereka," ujarnya.
"Sekarang Barat telah memberikan rudal Harpoon [kepada] Ukraina, saya pikir Rusia memiliki banyak alasan untuk khawatir tentang Ukraina meluncurkan serangan di jembatan," paparnya.
Breedlove mengeklaim serangan seperti itu dapat terwujud sebagai pembalasan terhadap Moskow yang memperketat blokade Angkatan Laut di Ukraina.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa mereka siap untuk memberikan jalan yang aman untuk kapal-kapal kapal pembawa gandum dari Ukraina, menunjukkan bahwa serangan berat di pantai Ukraina dilakukan oleh militer Kiev, yang menjadi satu-satunya hambatan nyata untuk melanjutkan ekspor gandum melalui laut.
“Ada banyak pemimpin Barat dan mantan pemimpin seperti saya yang sedang berdiskusi sekarang tentang apa yang akan terjadi jika Rusia mulai menenggelamkan kapal gandum Ukraina atau jika blokade Angkatan Laut Rusia menjadi kinetik,” kata Breedlove.
"Beberapa orang yang saya ajak bicara mengatakan meruntuhkan Jembatan Kerch akan menjadi pukulan besar bagi Rusia. Jembatan Kerch adalah target yang sah," ujarnya, seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (9/7/2022).
Menurutnya, menghancurkan jembatan sepenuhnya akan membutuhkan operasi pengeboman khusus, namun membuatnya rusak untuk sementara harus menjadi tugas yang cukup sederhana.
"Semua jembatan memiliki titik lemah dan menghantamnya dapat membuat Jembatan Kerch tidak dapat digunakan untuk jangka waktu tertentu," imbuh jenderal tersebut, mengutip pelatihan insinyur sipilnya sebagai bukti keahlian.
Crimea memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta Maidan yang didukung AS di Kiev. Namun, Kiev dan sekutu Barat-nya tidak bisa menerimanya dan menganggap wilayah itu dianeksasi Moskow.
Gagasan menghancurkan Jembatan Kerch sudah kerap disuarakan para pejabat tinggi Ukraina sejak Kiev menerima pasokan senjata canggih dari Barat. Sama seperti Breedlove, para pejabat Kiev menganggap jembatan itu sebagai target sah dalam perang.
Lihat Juga: Prabowo Diundang ke China dan AS: Prinsip Bebas dan Aktif dalam Lanskap Geopolitik Modern
Menurut Breedlove, Jembatan Kerch adalah target sah bagi militer Ukraina dalam perang melawan invasi Rusia.
Breedlove kepada The Times mengatakan Kiev sekarang memiliki kemampuan untuk mencoba dan menyerang jembatan itu dengan rudal anti-kapal Harpoon.
“Jembatan Kerch adalah target yang sah,” katanya."Sama sekali tidak mengejutkan saya bahwa Rusia khawatir tentang jembatan Kerch. Ini sangat penting bagi mereka," ujarnya.
"Sekarang Barat telah memberikan rudal Harpoon [kepada] Ukraina, saya pikir Rusia memiliki banyak alasan untuk khawatir tentang Ukraina meluncurkan serangan di jembatan," paparnya.
Breedlove mengeklaim serangan seperti itu dapat terwujud sebagai pembalasan terhadap Moskow yang memperketat blokade Angkatan Laut di Ukraina.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa mereka siap untuk memberikan jalan yang aman untuk kapal-kapal kapal pembawa gandum dari Ukraina, menunjukkan bahwa serangan berat di pantai Ukraina dilakukan oleh militer Kiev, yang menjadi satu-satunya hambatan nyata untuk melanjutkan ekspor gandum melalui laut.
“Ada banyak pemimpin Barat dan mantan pemimpin seperti saya yang sedang berdiskusi sekarang tentang apa yang akan terjadi jika Rusia mulai menenggelamkan kapal gandum Ukraina atau jika blokade Angkatan Laut Rusia menjadi kinetik,” kata Breedlove.
"Beberapa orang yang saya ajak bicara mengatakan meruntuhkan Jembatan Kerch akan menjadi pukulan besar bagi Rusia. Jembatan Kerch adalah target yang sah," ujarnya, seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (9/7/2022).
Menurutnya, menghancurkan jembatan sepenuhnya akan membutuhkan operasi pengeboman khusus, namun membuatnya rusak untuk sementara harus menjadi tugas yang cukup sederhana.
"Semua jembatan memiliki titik lemah dan menghantamnya dapat membuat Jembatan Kerch tidak dapat digunakan untuk jangka waktu tertentu," imbuh jenderal tersebut, mengutip pelatihan insinyur sipilnya sebagai bukti keahlian.
Crimea memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta Maidan yang didukung AS di Kiev. Namun, Kiev dan sekutu Barat-nya tidak bisa menerimanya dan menganggap wilayah itu dianeksasi Moskow.
Gagasan menghancurkan Jembatan Kerch sudah kerap disuarakan para pejabat tinggi Ukraina sejak Kiev menerima pasokan senjata canggih dari Barat. Sama seperti Breedlove, para pejabat Kiev menganggap jembatan itu sebagai target sah dalam perang.
Lihat Juga: Prabowo Diundang ke China dan AS: Prinsip Bebas dan Aktif dalam Lanskap Geopolitik Modern
(min)