Putra Pemimpin Soviet Meninggal di AS dengan Luka Tembak di Kepala

Jum'at, 26 Juni 2020 - 07:25 WIB
loading...
Putra Pemimpin Soviet...
Sergey Khrushchev, 84, putra pemimpin Uni Soviet periode 1953-1964 Nikita Khrushchev, saat berkunjung ke Moskow tahun 2015. Foto/Sputnik/Anton Denisov
A A A
CRANSTON - Sergey Khrushchev, 84, putra mantan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev telah meninggal di rumahnya di Rhode Island, Amerika Serikat (AS). Polisi setempat mengatakan penyebab kematiannya adalah luka tembak di kepala.

Korban meninggal dunia di rumahnya pada pekan lalu. "Tidak ada tanda-tanda langsung pelanggaran di luar," kata Mayor Todd Patalano, pejabat dari Departemen Kepolisian Cranston, Rhode Island.

Dia tidak merinci apakah kematian itu diperlakukan sebagai kecelakaan atau bunuh diri, dan hanya menyatakan bahwa penyelidikan ditutup.

Mengutip laporan AP, Jumat (26/6/2020), luka tembak di kepala korban diungkapkan Joseph Wendelken, seorang juru bicara kantor pemeriksa medis Rhode Island. (Baca: Bantai 16 Orang, Pelaku Penembakan Massal Kanada Juga Tewas )

Namun, janda Sergey Khrushchev; Valentina Golenko, yang menemukan korban pertama kali dan memanggil polisi pada Kamis pekan lalu, telah membantah bahwa luka tembak sebagai penyebab kematian suaminya.

"Jangan ulangi gosip ini pada saya," katanya kepada RIA-Novosti. “Dia meninggal karena usia tua, seperti yang dikatakan dalam laporan autopsi. Dia sakit selama dua tahun terakhir.

Sergey Khrushchev adalah salah satu dari lima anak Nikita Khrushchev, pemimpin Uni Soviet periode 1953-1964. Nikita memimpin negara itu melewati Krisis Karibia, yang membawa Uni Soviet dan Amerika Serikat ke ambang perang nuklir.

Sergey Khrushchev dulunya adalah ilmuwan roket di Uni Soviet dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1991 untuk memberi kuliah di Brown University di Rhode Island. Dia dan istrinya diberikan kewarganegaraan AS delapan tahun kemudian. (Baca juga: AS Pertimbangkan Ledakkan Bom Nuklir, Begini Reaksi China )

Abu jenazah korban akan dimakamkan di Moskow pada bulan Oktober di samping makam ayahnya, yang meninggal pada tahun 1971.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Serangan Pakistan Hancurkan...
Serangan Pakistan Hancurkan Gudang Rudal BrahMos Kebanggaan India
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Ubah Nama Teluk Meksiko...
Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Amerika, Google Digugat
3 Tahun Perang, Putin...
3 Tahun Perang, Putin Usulkan Perundingan Langsung dengan Ukraina di Turki
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Satgas Gabungan TNI...
Satgas Gabungan TNI Lumpuhkan Pimpinan OPM Nekison Enumbi di Puncak Jaya
6 Alasan Pangeran Harry...
6 Alasan Pangeran Harry Dibenci Raja Charles III, Kritik Ratu Camilla Tak Termaafkan
368 Ribu Kendaraan Tinggalkan...
368 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek pada Libur Panjang Waisak 2025
Berita Terkini
Benazir Bhutto Sunni...
Benazir Bhutto Sunni atau Syiah? Ini Jawabannya
Rayakan Kemenangan,...
Rayakan Kemenangan, Rakyat Pakistan Turun ke Jalan
Pakar Ini Ungkap Banyak...
Pakar Ini Ungkap Banyak Kejutan Pakistan yang Mengecoh Militer India
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Komunitas Sikh Ucapkan...
Komunitas Sikh Ucapkan Selamat kepada Pakistan atas Kemenangan dalam Perang dengan India
Kubu Garis Keras Pro-Modi:...
Kubu Garis Keras Pro-Modi: Gencatan Senjata Gagalkan India Menang Perang atas Pakistan
Infografis
Jet Tempur F/A-18 AS...
Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved