Bantai 16 Orang, Pelaku Penembakan Massal Kanada Juga Tewas
loading...
A
A
A
PORAPIQUE - Korban tewas dalam penembakan massal secara acak di Nova Scotia, Kanada, bertambah dari 13 orang menjadi 16 orang. Usai membantai belasan orang, pelaku ditemukan tewas dalam baku tembak dengan pasukan polisi.
Insiden ini tercatat sebagai penembakan massal terburuk di era modern Kanada. Di antara para korban tewas adalah perwira Royal Canadian Mounted Police (RCMP)—Kepolisian Kanada—Heidi Stevenson, 23, yang memiliki dua anak.
RCMP mengatakan pria bersenjata yang melakukan penembakan massal pada Sabtu malam bernama Gabriel Wortman, 51. Dia dikenal sebagai dokter gigi, namun dalam aksinya dia mengenakan seragam polisi.
Tak hanya seragam, dia juga menyamarkan mobilnya mirip seperti mobil polisi. RCMP tidak mengonfirmasi penyebab kematian Wortman. Namun, dia terlibat baku tembak saat diburu secara besar-besaran usai beraksi.
Wortman menembak sejumlah orang di beberapa lokasi di Nova Scotia. Komisaris RCMP Brenda Lucki mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corp (CBC) bahwa polisi mengetahui setidaknya 16 korban tewas, selain si penembak. Dia menambahkan tidak ada indikasi saat ini bahwa pembunuhan itu terkait terorisme.
Polisi mengatakan tidak ada hubungan yang jelas antara Wortman dan beberapa korbannya. Polisi juga belum mengetahui motif penembakan massal ini. (Baca: Penembakan Massal Guncang Kanada, Pelaku Bantai 13 Orang )
"Hari ini adalah hari yang menghancurkan bagi Nova Scotia, dan itu akan tetap terukir di benak selama bertahun-tahun yang akan datang," kata Lee Bergerman, seorang komandan RCMP di Nova Scotia, seperti dikutip Reuters, Senin (20/4/2020).
Jumlah korban tewas dalam penembakan massal ini melebihi dari pembantaian Montreal pada tahun 1989 ketika seorang pria bersenjata membunuh 15 wanita.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada, yang memiliki undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat.
Warga Nova Scotia, seperti warga wilayah Kanada lainnya, sedang berada di bawah perintah tinggal di rumah karena Coronavirus disease-19 atau Covid-19.
Insiden ini tercatat sebagai penembakan massal terburuk di era modern Kanada. Di antara para korban tewas adalah perwira Royal Canadian Mounted Police (RCMP)—Kepolisian Kanada—Heidi Stevenson, 23, yang memiliki dua anak.
RCMP mengatakan pria bersenjata yang melakukan penembakan massal pada Sabtu malam bernama Gabriel Wortman, 51. Dia dikenal sebagai dokter gigi, namun dalam aksinya dia mengenakan seragam polisi.
Tak hanya seragam, dia juga menyamarkan mobilnya mirip seperti mobil polisi. RCMP tidak mengonfirmasi penyebab kematian Wortman. Namun, dia terlibat baku tembak saat diburu secara besar-besaran usai beraksi.
Wortman menembak sejumlah orang di beberapa lokasi di Nova Scotia. Komisaris RCMP Brenda Lucki mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corp (CBC) bahwa polisi mengetahui setidaknya 16 korban tewas, selain si penembak. Dia menambahkan tidak ada indikasi saat ini bahwa pembunuhan itu terkait terorisme.
Polisi mengatakan tidak ada hubungan yang jelas antara Wortman dan beberapa korbannya. Polisi juga belum mengetahui motif penembakan massal ini. (Baca: Penembakan Massal Guncang Kanada, Pelaku Bantai 13 Orang )
"Hari ini adalah hari yang menghancurkan bagi Nova Scotia, dan itu akan tetap terukir di benak selama bertahun-tahun yang akan datang," kata Lee Bergerman, seorang komandan RCMP di Nova Scotia, seperti dikutip Reuters, Senin (20/4/2020).
Jumlah korban tewas dalam penembakan massal ini melebihi dari pembantaian Montreal pada tahun 1989 ketika seorang pria bersenjata membunuh 15 wanita.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada, yang memiliki undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat.
Warga Nova Scotia, seperti warga wilayah Kanada lainnya, sedang berada di bawah perintah tinggal di rumah karena Coronavirus disease-19 atau Covid-19.
(min)