Rebut Luhansk, Rusia Alihkan Serangan ke Donetsk

Rabu, 06 Juli 2022 - 00:08 WIB
loading...
Rebut Luhansk, Rusia...
Setelah berhasil merebut Luhansk, Rusia alihkan serangan ke Donetsk. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
KIEV - Pasukan Rusia menyerang sasaran di seluruh wilayah Donetsk timur Ukraina pada hari Selasa (5/7/2022). Serangan itu dilakukan untuk mempersiapkan jalan bagi kendaraan lapis baja yang diharapkan untuk mencoba mengambil lebih banyak wilayah ketika perang yang terlah berlangsung selama lima bulan memasuki fase baru.

Serangan itu, yang dilaporkan oleh pejabat regional dan militer Rusia, menyusul keberhasilan Rusia merebut kota Lysychansk di Ukraina pada Minggu, sebuah langkah yang memberinya kendali penuh atas wilayah Luhansk, salah satu tujuan perang utamanya.

Mengambil kendali penuh atas Donetsk, wilayah tetangga di Donbas, bagian timur industri Ukraina yang telah menjadi panggung pertempuran terbesar di Eropa selama beberapa generasi, adalah tujuan lain dari apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".

"Pasukan Ukraina yang mundur dari Lysychansk pada akhir pekan mengambil garis pertahanan di daerah Donetsk pada hari Selasa," menurut Serhiy Gaidai, gubernur wilayah Luhansk.

"Pasukan Ukraina melawan upaya Rusia untuk maju menuju Sloviansk," kata juru bicara kementerian pertahanan Ukraina.

Sebagai gambaran tentang apa yang kemungkinan akan terus terjadi dalam beberapa minggu mendatang, Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk, mengatakan di TV bahwa wilayahnya telah dihantam dalam semalam.

"Sloviansk dan Kramatorsk diserang. Mereka sekarang juga menjadi garis utama penyerangan musuh," katanya.



"Tidak ada tempat yang aman tanpa penembakan di wilayah Donetsk," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022).

Polisi di Sloviansk mengatakan seorang wanita telah tewas dan sedikitnya tiga orang lainnya terluka oleh serangan Rusia di pasar di sana. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Seorang reporter Reuters di tempat kejadian melihat asap kuning mengepul dari toko perlengkapan mobil, dan kobaran api melalap deretan kios pasar saat petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.

Vadym Lyakh, Wali Kota kota Sloviansk, menulis di Facebook bahwa pusat dan utara kota itu telah ditembaki.

"Semua orang tetap di tempat penampungan!," tulisnya.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia, yang mengatakan tidak menargetkan daerah pemukiman, mengatakan telah menggunakan senjata presisi tinggi untuk menghancurkan pusat komando dan artileri di wilayah Donetsk, di mana Ukraina masih menguasai sejumlah kota besar.

Presiden Vladimir Putin telah mengatakan kepada pasukan yang terlibat dalam penaklukan Luhansk yang juga akan menjadi bagian dari setiap upaya untuk merebut kota-kota di Donetsk, untuk "beristirahat dan memulihkan kesiapan militer mereka", sementara unit-unit di bagian lain Ukraina terus berperang.



Kedua belah pihak menderita banyak korban dalam pertempuran untuk Luhansk, terutama selama pengepungan kota kembar Lysychansk dan Sievierodonetsk. Keduanya dibiarkan hancur.

Seorang reporter Reuters yang mengunjungi Lysychansk pada hari Senin menemukan kehancuran yang meluas dan beberapa penduduk di kota yang pernah menjadi rumah bagi hampir 100.000 orang.

Sebuah mobil polisi yang penuh dengan peluru termasuk dari benda-benda yang ditinggalkan, gedung-gedung pemerintah lokal yang hangus terbakar dan kubah emas gereja Ortodoks yang rusak.

Sejak awal konflik, Rusia telah menuntut agar Ukraina menyerahkan Luhansk dan Donetsk kepada kelompok separatis yang didukung Moskow, yang telah mendeklarasikan kemerdekaan mereka.

Sementara itu penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Oleksiy Arestovych mengatakan, Rusia membutuhkan waktu 90 hari dan membayar mahal untuk dua kota berukuran sedang yang berhasil mereka rebut.

"Ini adalah kemenangan terakhir bagi Rusia di wilayah Ukraina," kata Arestovych dalam sebuah video yang diposting online.

Dia mengatakan selain pertempuran untuk Donetsk, Ukraina berharap untuk melancarkan serangan balasan di selatan negara itu. Rusia mungkin berjuang untuk mengarahkan kembali pasukannya di sana dengan 60% dari mereka sekarang terkonsentrasi di timur.

"Dan tidak ada lagi kekuatan yang bisa didatangkan dari Rusia. Mereka membayar mahal untuk Sievierodonetsk dan Lysychansk," ujarnya.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)