Rusia Klaim Punya Kendali Penuh di Wilayah Timur Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Rusia menyatakan pada Minggu (3/7/2022), pasukannya dan sekutu mereka telah menguasai wilayah Luhansk timur Ukraina . Klaim itu dilontarkan Moskow setelah pasukan Rusia merebut wilayah terakhir Ukraina yang tersisa di Lysychansk.
Ukraina sendiri belum berkomentar atas klaim Rusia ini. Setelah perlawanan sengit Ukraina untuk mencegah Rusia merebut ibukota Kiev pasca invasi 24 Februari, Moskow mengalihkan fokusnya untuk mengambil kendali penuh atas provinsi Luhansk dan Donetsk di wilayah Donbas timur Ukraina.
“Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberi tahu Presiden Vladimir Putin bahwa Luhansk telah "dibebaskan",” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters. Sebelumnya, Rusia mengklaim pasukannya telah merebut desa-desa di sekitar Lysychansk dan mengepung kota.
Shoigu juga mengatakan, pasukan Rusia dan sekutu mereka di daerah itu telah "mendapatkan kendali penuh atas kota Lysychansk". Separatis yang didukung Moskow telah bertempur di daerah itu sejak intervensi militer pertama Rusia di Ukraina pada 2014.
Militer Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pejabat Ukraina, yang mengatakan referensi untuk "membebaskan" wilayah Ukraina adalah propaganda perang Rusia, telah melaporkan rentetan artileri yang intens di daerah pemukiman.
“Pasukan Ukraina kemungkinan melakukan penarikan yang disengaja dari Lysychansk, yang mengakibatkan perebutan kota oleh Rusia pada 2 Juli,” analis di Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, menulis dalam sebuah catatan singkat.
Mereka mendasarkan penilaian mereka pada rekaman yang menunjukkan pasukan Rusia berjalan santai di lingkungan utara dan timur Lysychansk, dengan mengatakan itu menunjukkan sedikit atau tidak ada pasukan Ukraina yang tersisa. Dikatakan rekaman itu termasuk gambar yang diposting di media sosial dan geolocated untuk mengkonfirmasi di mana itu difilmkan.
"Rusia memperkuat posisi mereka di daerah Lysychansk, kota ini terbakar," tulis Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai di aplikasi Telegram, sebelum Rusia mengumumkan kemajuannya. "Mereka menyerang kota dengan taktik brutal yang tak bisa dijelaskan," lanjutnya.
Ukraina sendiri belum berkomentar atas klaim Rusia ini. Setelah perlawanan sengit Ukraina untuk mencegah Rusia merebut ibukota Kiev pasca invasi 24 Februari, Moskow mengalihkan fokusnya untuk mengambil kendali penuh atas provinsi Luhansk dan Donetsk di wilayah Donbas timur Ukraina.
“Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memberi tahu Presiden Vladimir Putin bahwa Luhansk telah "dibebaskan",” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters. Sebelumnya, Rusia mengklaim pasukannya telah merebut desa-desa di sekitar Lysychansk dan mengepung kota.
Shoigu juga mengatakan, pasukan Rusia dan sekutu mereka di daerah itu telah "mendapatkan kendali penuh atas kota Lysychansk". Separatis yang didukung Moskow telah bertempur di daerah itu sejak intervensi militer pertama Rusia di Ukraina pada 2014.
Militer Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pejabat Ukraina, yang mengatakan referensi untuk "membebaskan" wilayah Ukraina adalah propaganda perang Rusia, telah melaporkan rentetan artileri yang intens di daerah pemukiman.
“Pasukan Ukraina kemungkinan melakukan penarikan yang disengaja dari Lysychansk, yang mengakibatkan perebutan kota oleh Rusia pada 2 Juli,” analis di Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, menulis dalam sebuah catatan singkat.
Mereka mendasarkan penilaian mereka pada rekaman yang menunjukkan pasukan Rusia berjalan santai di lingkungan utara dan timur Lysychansk, dengan mengatakan itu menunjukkan sedikit atau tidak ada pasukan Ukraina yang tersisa. Dikatakan rekaman itu termasuk gambar yang diposting di media sosial dan geolocated untuk mengkonfirmasi di mana itu difilmkan.
"Rusia memperkuat posisi mereka di daerah Lysychansk, kota ini terbakar," tulis Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai di aplikasi Telegram, sebelum Rusia mengumumkan kemajuannya. "Mereka menyerang kota dengan taktik brutal yang tak bisa dijelaskan," lanjutnya.
(esn)