Perdana Menteri Israel Bennett Tak akan Maju dalam Pemilu Mendatang
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan kepada anggota partainya Yamina bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu mendatang.
Pernyataan itu diungkapkan juru bicaranya pada Rabu (29/6/2022), dilansir kantor berita Reuters.
Pengumuman Bennett itu muncul menjelang pemungutan suara Knesset untuk membubarkan parlemen dan mempersiapkan pemilu baru.
Bennett akan mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri alternatif setelah mitra koalisinya, Yair Lapid, mengambil alih sebagai kepala pemerintahan.
Kecuali ada kesepakatan kejutan dalam 11 jam untuk menyelamatkan koalisi, aliansi delapan partai Bennett akan berakhir pada tengah malam.
Koalisi mengangkat Menteri Luar Negeri Yair Lapid sebagai perdana menteri sementara, dengan tidak adanya pemerintahan baru yang dibentuk dari parlemen yang ada.
Langkah untuk mengakhiri masa jabatan Bennett selama setahun akan memicu pemilu kelima dalam waktu kurang dari empat tahun dan dapat membuat mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu merebut kembali kekuasaan.
Bennett yang merupakan seorang nasionalis religius, telah memimpin koalisi sayap kanan, sentris, merpati, dan Islamis dari faksi Raam, yang membuat sejarah dengan menjadi partai Arab pertama yang mendukung pemerintah Israel dalam 74 tahun sejarah negara Yahudi itu.
Pernyataan itu diungkapkan juru bicaranya pada Rabu (29/6/2022), dilansir kantor berita Reuters.
Pengumuman Bennett itu muncul menjelang pemungutan suara Knesset untuk membubarkan parlemen dan mempersiapkan pemilu baru.
Bennett akan mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri alternatif setelah mitra koalisinya, Yair Lapid, mengambil alih sebagai kepala pemerintahan.
Kecuali ada kesepakatan kejutan dalam 11 jam untuk menyelamatkan koalisi, aliansi delapan partai Bennett akan berakhir pada tengah malam.
Koalisi mengangkat Menteri Luar Negeri Yair Lapid sebagai perdana menteri sementara, dengan tidak adanya pemerintahan baru yang dibentuk dari parlemen yang ada.
Langkah untuk mengakhiri masa jabatan Bennett selama setahun akan memicu pemilu kelima dalam waktu kurang dari empat tahun dan dapat membuat mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu merebut kembali kekuasaan.
Bennett yang merupakan seorang nasionalis religius, telah memimpin koalisi sayap kanan, sentris, merpati, dan Islamis dari faksi Raam, yang membuat sejarah dengan menjadi partai Arab pertama yang mendukung pemerintah Israel dalam 74 tahun sejarah negara Yahudi itu.