Negosiator Israel Bertemu Mediator AS Bahas Sengketa Maritim dengan Lebanon

Minggu, 26 Juni 2022 - 04:30 WIB
loading...
Negosiator Israel Bertemu Mediator AS Bahas Sengketa Maritim dengan Lebanon
Presiden Lebanon Michel Aoun bertemu Utusan Khusus AS untuk Urusan Energi Amos Hochstein di Istana Kepresidenan di Baabda, Lebanon, 20 Oktober 2021. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Negosiator Israel bertemu seorang mediator Amerika Serikat (AS) dalam upaya menyelesaikan sengketa perbatasan laut dengan Lebanon.

Kementerian Energi Israel mengatakan hal itu pada Sabtu (25/6/2022).

"Tim mendengar kabar terbaru dari kunjungan mediator ke Lebanon dan para pihak membahas merumuskan arahan konstruktif untuk bergerak maju dengan negosiasi," papar kementerian itu.



Kementerian Energi Israel mengatakan akan mempertahankan kepentingan ekonomi dan keamanan Israel tetapi bermaksud "menyelesaikan masalah ini dalam waktu dekat".

Perselisihan antara Israel dan Lebanon mengenai batas laut mereka telah menghalangi eksplorasi energi di beberapa bagian Mediterania timur dan berisiko memperburuk ketegangan antara kedua musuh.



Awal bulan ini, Presiden Lebanon Michel Aoun bertemu utusan energi AS Amos Hochstein untuk bertukar proposal tandingan atas perbatasan laut yang disengketakan.

Perjalanan Hochstein datang atas undangan pemerintah Lebanon menyusul keberatannya atas kehadiran kapal Energean Power ke perairan yang disengketakan untuk mengembangkan ladang gas Karish untuk Israel pada 5 Juni.

Negosiator Israel Bertemu Mediator AS Bahas Sengketa Maritim dengan Lebanon


Pembicaraan tidak langsung antara Lebanon dan Israel terhenti tahun lalu setelah Beirut menuntut agar batas yang memisahkan ladang gas, yang dikenal sebagai Jalur 23, didorong lebih jauh ke selatan ke Jalur 29.

Langkah itu menambahkan sekitar 1.400 kilometer persegi pada klaim Lebanon, termasuk bagian dari ladang Karish, yang Israel juga mengklaimnya.

Washington menganggap Jalur 29 sebagai "non-starter" menurut sumber yang berbicara kepada Reuters.

Sementara itu, Israel mengklaim perbatasan lautnya dimulai dari Jalur 1, memberinya hak untuk beroperasi di ladang gas Karish.

Pejabat Lebanon mengatakan kepada Reuters bahwa Lebanon telah menyatakan kesiapan menawarkan konsesi dalam perselisihannya dengan Israel dengan mempertimbangkan Jalur 23, bukan Jalur 29, sebagai perbatasan laut resmi tetapi dengan penambahan 300 km persegi yang akan mencakup kawasan Qana, tetapi tidak Karish.

Usulan Hochstein menyarankan garis batas maritim "berbentuk S", terdiri dari Garis Hof, garis yang diusulkan mantan mediator AS Frederic Hof pada 2011 dan setengah dari Garis 23.

Menurut proposal tersebut, bidang Qana akan dibagi keduanya pihak, sementara Israel dapat mengklaim Karish.

Lebanon tidak secara resmi menyetujui proposal tersebut.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)