Jerman Rilis Bantuan Militer untuk Ukraina, dari Suku Cadang MIG-29 hingga Amunisi

Rabu, 22 Juni 2022 - 17:22 WIB
loading...
Jerman Rilis Bantuan...
Sistem pertahanan udara IRIS-T buatan Jerman. Foto/Twitter @defencegreece_m
A A A
BERLIN - Jerman untuk pertama kalinya mengumumkan jumlah dan jenis senjata, amunisi, dan bantuan militer lainnya yang telah atau sedang dipersiapkan untuk dikirimkan ke Ukraina .

Dirilis pada hari Selasa waktu setempat di situs resmi pemerintah Jerman, data tersebut diawali dengan klarifikasi singkat. Catatan tersebut menyatakan bahwa daftar tersebut mencakup kontribusi dari persediaan militer Jerman, serta senjata yang dibeli langsung dari pabrikan Jerman dan dibayar oleh Berlin.

Pernyataan itu juga merinci bahwa pada tahun 2022, total €2 miliar (sekitar Rp31 triliun) akan dialokasikan dari anggaran Jerman untuk pengiriman ini, dan untuk mendanai kontribusi negara tersebut ke Fasilitas Perdamaian Eropa (EPF).

EPF merupakan instrumen di luar anggaran Uni Eropa yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan Uni untuk mencegah konflik, membangun perdamaian dan memperkuat keamanan internasional.



Menurut dokumen tersebut, EPF dapat digunakan untuk mengembalikan uang negara-negara anggota UE atas dukungan yang mereka berikan kepada Ukraina.

Dikutip dari Russia Today, Rabu (22/6/2022), di antara senjata mematikan yang telah dipasok Berlin ke Kiev sejauh ini adalah 3.000 peluncur roket anti-tank portabel Panzerfaust 3, 500 Stinger yang dirancang AS dan 2.700 rudal anti-pesawat portabel Strela yang dirancang Soviet.

Selain itu, 100 senapan mesin MG3, 14.900 ranjau anti-tank, 50 roket penghancur bunker untuk peluncur roket, 16 juta butir amunisi untuk senjata ringan, dan 100.000 granat tangan telah dikirimkan.

Adapun bantuan militer yang tidak mematikan, 23.000 helm tempur, 178 kendaraan lapis baja dan 30 kendaraan lapis baja, kotak P3K dan perlengkapan medis lainnya, serta suku cadang untuk jet tempur MiG29 rancangan Soviet disediakan oleh Jerman ke Ukraina.



Daftar barang yang sedang dipersiapkan Berlin untuk dikirim menampilkan sejumlah senjata berat yang telah lama diminta oleh Kiev dari sekutu Baratnya.

Seorang pejabat Jerman mencatat dalam dokumen itu bahwa untuk alasan keamanan, mereka tidak akan mengungkapkan rincian dan tanggal tambahan apa pun hingga penyerahan sistem senjata ini berhasil.

Di antara barang-barang yang akan dikirim ke Ukraina adalah tujuh howitzer lapis baja self-propelled, 54 pengangkut personel lapis baja M113 rancangan AS yang bersumber dari Denmark, 30 senjata Gepard anti-pesawat self-propelled dengan amunisi, satu sistem pertahanan udara IRIS-T SLM buatan Jerman, tiga sistem peluncuran roket ganda (MLRS) M270 buatan AS, bersama dengan rudal dan 10.000 peluru artileri serta radar dan senjata anti-drone.



Jerman, bersama dengan sejumlah negara anggota UE lainnya, AS, Inggris, Kanada, dan Australia telah menyediakan senjata bagi Ukraina sejak dimulainya serangan Rusia terhadap negara itu pada akhir Februari lalu.

Tidak seperti AS dan Inggris, Jerman sejauh ini berhenti mengirimkan senjata berat ke Kiev.

Meskipun Berlin memberi lampu hijau untuk pengiriman ini pada akhir April, perangkat keras tampaknya masih belum sampai ke Ukraina. Laporan media menyebutkan, antara lain, kurangnya amunisi yang sesuai sebagai alasan penundaan.

Pemerintah Ukraina semakin menyatakan ketidaksabaran dan frustrasinya terhadap Jerman. Presiden Volodymyr Zelensky dan Andrey Melnik, duta besar untuk Berlin, telah berulang kali menegur Kanselir Jerman Olaf Scholz dan pemerintahnya atas kegagalan mereka mengirimkan senjata yang dijanjikan.

Rusia telah berulang kali mengutuk pengiriman senjata ke Ukraina oleh sekutu Baratnya, mengklaim bahwa itu tidak akan mengubah arah konflik, tetapi hanya akan memperpanjangnya.

Para pejabat di Moskow juga telah memperingatkan bahwa senjata itu pada akhirnya bisa jatuh ke tangan teroris dan penjahat di tempat lain.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0924 seconds (0.1#10.140)