Ukraina Serang Anjungan Minyak Laut Hitam yang Jadi Basis Pasukan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina mengakui telah menyerang sebuah anjungan pengeboran minyak di Laut Hitam . Ukraina menyatakan, anjungan minyak itu digunakan oleh pasukan Rusia sebagai instalasi militer.
Serangan yang terjadi pada Senin (20/6/2022), adalah serangan pertama terhadap infrastruktur energi lepas pantai di Krimea sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Serangan itu menargetkan anjungan pengeboran minyak dengan empat menara. Anjungan tersebut berlokasi sekitar 70 kilometer dari semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.
“Di menara-menara itu, Rusia telah mengorganisir garnisun kecil dan menyimpan peralatan untuk pertahanan udara, perang radar, dan pengintaian,” kata Sergiy Bratchuk dari administrasi militer regional Odessa mengatakan pada briefing online.
"Mereka sedang diubah menjadi titik-titik benteng yang membantu Rusia mencapai kendali penuh atas bagian barat laut Laut Hitam," lanjut Bratchuk, yang pernyataannya dikutip oleh Interfax Ukraina.
Sementara Sergey Aksyonov, kepala Krimea yang dicaplok Rusia, pada Senin menuduh Ukraina menembaki anjungan pengeboran minyak Laut Hitam di lepas semenanjung itu. Serangan ini menyebabkan tiga orang terluka dan tujuh lainnya hilang. Senator Rusia untuk Krimea Olga Kovitidi kemudian mengatakan dua platform lain juga terkena.
Setidaknya satu serangan dikonfirmasi oleh Bratchuk, yang mengatakan platform tersebut adalah "target militer legal" untuk Ukraina. "Ini adalah garnisun kecil. Ini bukan hanya platform untuk mengekstraksi gas," katanya dalam video yang diposting di saluran Telegram-nya.
Bratchuk juga mengatakan pasukan Ukraina telah "memberikan pukulan signifikan terhadap garnisun Rusia" di Pulau Ular, wilayah Laut Hitam simbolis yang diambil oleh Moskow pada awal ofensif Ukraina.
Namun dia mengakui armada Laut Hitam Rusia masih mendominasi wilayah tersebut. "Mereka terletak 80 hingga 100 kilometer di lepas pantai dan taktik musuh adalah misil, misil, dan lebih banyak misil lagi," katanya.
Serangan yang terjadi pada Senin (20/6/2022), adalah serangan pertama terhadap infrastruktur energi lepas pantai di Krimea sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Serangan itu menargetkan anjungan pengeboran minyak dengan empat menara. Anjungan tersebut berlokasi sekitar 70 kilometer dari semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.
“Di menara-menara itu, Rusia telah mengorganisir garnisun kecil dan menyimpan peralatan untuk pertahanan udara, perang radar, dan pengintaian,” kata Sergiy Bratchuk dari administrasi militer regional Odessa mengatakan pada briefing online.
"Mereka sedang diubah menjadi titik-titik benteng yang membantu Rusia mencapai kendali penuh atas bagian barat laut Laut Hitam," lanjut Bratchuk, yang pernyataannya dikutip oleh Interfax Ukraina.
Sementara Sergey Aksyonov, kepala Krimea yang dicaplok Rusia, pada Senin menuduh Ukraina menembaki anjungan pengeboran minyak Laut Hitam di lepas semenanjung itu. Serangan ini menyebabkan tiga orang terluka dan tujuh lainnya hilang. Senator Rusia untuk Krimea Olga Kovitidi kemudian mengatakan dua platform lain juga terkena.
Setidaknya satu serangan dikonfirmasi oleh Bratchuk, yang mengatakan platform tersebut adalah "target militer legal" untuk Ukraina. "Ini adalah garnisun kecil. Ini bukan hanya platform untuk mengekstraksi gas," katanya dalam video yang diposting di saluran Telegram-nya.
Bratchuk juga mengatakan pasukan Ukraina telah "memberikan pukulan signifikan terhadap garnisun Rusia" di Pulau Ular, wilayah Laut Hitam simbolis yang diambil oleh Moskow pada awal ofensif Ukraina.
Namun dia mengakui armada Laut Hitam Rusia masih mendominasi wilayah tersebut. "Mereka terletak 80 hingga 100 kilometer di lepas pantai dan taktik musuh adalah misil, misil, dan lebih banyak misil lagi," katanya.
(esn)