Sekjen NATO: Perang di Ukraina Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Perang di Ukraina dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Peringatan itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO , Jens Stoltenberg dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Minggu (19/6/2022) oleh surat kabar harian Jerman Bild.
Stoltenberg pun kembali mengulangi seruan bagi negara-negara Barat untuk memberikan dukungan jangka panjang kepada Kiev.
“Kita harus siap untuk (perang) ini berlangsung selama bertahun-tahun,” kata Stoltenberg.
“Kita tidak boleh melemah dalam mendukung Ukraina, bahkan jika biayanya tinggi – tidak hanya dalam hal dukungan militer tetapi juga karena kenaikan harga energi dan pangan,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya.
Dia mengatakan kepada Bild bahwa biaya makanan dan bahan bakar tidak seberapa dibandingkan dengan yang dibayarkan setiap hari oleh Ukraina di garis depan.
“Kita harus membayar harga yang lebih besar jika Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mencapai tujuan Moskow di Ukraina," ia memperingatkan.
Kepala NATO itu dalam seminggu terakhir telah meningkatkan seruan bagi anggota aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.
Mengulangi seruannya kepada negara-negara anggota NATO untuk terus mengirimkan senjata ke Kiev, Stoltenberg mengatakan dukungan perangkat keras dapat meningkatkan kemungkinan Ukraina mampu mendorong pasukan Putin keluar dari wilayah Donbas.
Wilayah Donbas, daerah paling timur Ukraina, saat ini sebagian berada di bawah kendali pasukan Rusia.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov dan pejabat lainnya minggu ini bertemu dengan sekitar 50 negara dari Grup Kontak Pertahanan Ukraina di markas NATO untuk meminta lonjakan senjata dan amunisi.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Stoltenberg pun kembali mengulangi seruan bagi negara-negara Barat untuk memberikan dukungan jangka panjang kepada Kiev.
“Kita harus siap untuk (perang) ini berlangsung selama bertahun-tahun,” kata Stoltenberg.
“Kita tidak boleh melemah dalam mendukung Ukraina, bahkan jika biayanya tinggi – tidak hanya dalam hal dukungan militer tetapi juga karena kenaikan harga energi dan pangan,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya.
Dia mengatakan kepada Bild bahwa biaya makanan dan bahan bakar tidak seberapa dibandingkan dengan yang dibayarkan setiap hari oleh Ukraina di garis depan.
“Kita harus membayar harga yang lebih besar jika Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mencapai tujuan Moskow di Ukraina," ia memperingatkan.
Kepala NATO itu dalam seminggu terakhir telah meningkatkan seruan bagi anggota aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.
Mengulangi seruannya kepada negara-negara anggota NATO untuk terus mengirimkan senjata ke Kiev, Stoltenberg mengatakan dukungan perangkat keras dapat meningkatkan kemungkinan Ukraina mampu mendorong pasukan Putin keluar dari wilayah Donbas.
Wilayah Donbas, daerah paling timur Ukraina, saat ini sebagian berada di bawah kendali pasukan Rusia.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov dan pejabat lainnya minggu ini bertemu dengan sekitar 50 negara dari Grup Kontak Pertahanan Ukraina di markas NATO untuk meminta lonjakan senjata dan amunisi.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)