China Dukung Rusia, AS Marah

Kamis, 16 Juni 2022 - 07:24 WIB
loading...
China Dukung Rusia,...
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping. AS mengekspresikan kemarahannya setelah China menyatakan dukungannya untuk Rusia. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengekspresikan kemarahannya setelah China menyatakan dukungannya untuk Rusia .

Dukungan itu disampaikan Presiden China Xi Jinping kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon. Tanpa menyebut Ukraina, Beijing menyatakan mendukung Mosow untuk membela kedaulatan dan keamanannya.

Washington memperingatkan bahwa negara-negara yang berpihak pada Presiden Vladimir Putin dalam perangnya di Ukraina akan berada di sisi sejarah yang salah.



"China mengeklaim netral, tetapi perilakunya menjelaskan bahwa mereka masih berinvestasi dalam hubungan dekat dengan Rusia," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan yang disampaikan juru bicaranya, seperti dikutip AFP, Kamis (16/6/2022).

Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Presiden Xi Jinping meyakinkan Putin tentang dukungan Beijing untuk kedaulatan dan keamanan Moskow selama panggilan telepon antara kedua pemimpin tersebut pada hari Rabu.

China telah menolak untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan telah dituduh memberikan perlindungan diplomatik untuk Rusia dengan mengecam sanksi Barat dan penjualan senjata ke Kiev.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington memantau aktivitas China dengan cermat.

"Tetapi dalam hal-hal penting lainnya, China telah membuat pilihan," lanjut pernyataan departemen tersebut.

"Lebih dari tiga bulan setelah invasi, China masih berdiri di sisi Rusia. Ia masih menggemakan propaganda Rusia di seluruh dunia. Ia masih melindungi Rusia dalam organisasi internasional...Dan masih menyangkal kekejaman Rusia di Ukraina dengan menyarankan bahwa itu dipentaskan," imbuh departemen tersebut.

"Negara-negara yang berpihak pada Vladimir Putin pasti akan menemukan diri mereka berada di sisi sejarah yang salah...Ini bukan saat untuk berdalih atau bersembunyi atau menunggu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Sudah jelas apa yang terjadi," papar Departemen Luar Negeri AS.

Percakapan antara Xi Jinping dan Putin pada hari Rabu adalah panggilan telepon kedua mereka yang dilaporkan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1716 seconds (0.1#10.140)