Dua Ilmuwannya Tewas, Iran Curiga Diracun Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Iran menduga Israel telah meracuni dua ilmuwannya yang baru-baru ini meninggal dalam insiden terpisah. Demikian laporan media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), New York Times.
Ayoub Entezari (35) seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pusat penelitian militer, dan Kamran Aghamolaei (31) seorang ahli geologi, masing-masing meninggal pada 31 Mei dan 2 Juni di dua kota berbeda. Detail pasti dari pekerjaan mereka masih belum jelas.
Menurut berbagai sumber, pada hari-hari sebelum kematian mereka, keduanya masih muda dan terlihat sehat.
Entezari dikatakan jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh seorang kenalan lamanya di kota asalnya Yazd, Iran tengah.
"Dia dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit setempat karena gejalanya memburuk sebelum dia meninggal pada 31 Mei," bunyi laporan New York Times seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (15/6/2022).
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada surat kabar itu kenalan yang mengatur makan malam itu sekarang hilang dan diburu oleh pihak berwenang.
Sementara itu, Aghamolaei jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah kembali dari perjalanan bisnis ke Tabriz, Iran utaa. Ia mengalami mual dan diare yang intens.
Dia dibawa ke rumah sakit di mana gejalanya berangsur-angsur memburuk sampai dia menderita gagal organ dan meninggal pada 2 Juni.
Seorang pejabat Iran yang berbicara kepada Time mengatakan, secara pribadi, Teheran percaya keduanya pria diracuni oleh racun yang ditambahkan ke makanan mereka.
Ini terjadi setelah sebelumnya ada serentetan pembunuhan di Iran yang dikaitkan dengan Israel selama beberapa minggu terakhir.
Dua kolonel Garda Revolusi Iran (IRGC) Sayad Khodayee dan Ali Esmaelzadeh, tewas di Teheran pada 22 dan 28 Mei. Naman yang pertama tewas setelah ditembak oleh pengendara sepeda motor di luar rumahnya dan yang kedua secara misterius jatuh dari balkonnya.
Dalam laporan sebelumnya, New York Times menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa Israel berada di balik pembunuhan kolonel senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teheran hari Minggu.
Seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New York Times bahwa pejabat Israel telah menyampaikan informasi tentang pembunuhan Kolonel Hassan Sayyad Khodaei, yang ditembak di sebuah jalan di Teheran.
Sementara Ali Kamani dan Mohammad Abdous, yang juga anggota IRGC, meninggal akhir pekan lalu dalam insiden terpisah di Iran yang juga dianggap mencurigakan.
Kamani, diyakini sebagai Letnan Dua, dikatakan tewas dalam 'kecelakaan mobil' di provinsi Markazi - rumah bagi reaktor air berat Iran, yang merupakan fasilitas nuklir utama.
Sementara itu Abdous, yang pangkat dan perannya dalam IRGC tidak jelas, dikatakan telah meninggal 'dalam sebuah misi' di Semnan - tempat fasilitas uji satelit Iran berada.
Ayoub Entezari (35) seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pusat penelitian militer, dan Kamran Aghamolaei (31) seorang ahli geologi, masing-masing meninggal pada 31 Mei dan 2 Juni di dua kota berbeda. Detail pasti dari pekerjaan mereka masih belum jelas.
Menurut berbagai sumber, pada hari-hari sebelum kematian mereka, keduanya masih muda dan terlihat sehat.
Entezari dikatakan jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh seorang kenalan lamanya di kota asalnya Yazd, Iran tengah.
"Dia dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit setempat karena gejalanya memburuk sebelum dia meninggal pada 31 Mei," bunyi laporan New York Times seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (15/6/2022).
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada surat kabar itu kenalan yang mengatur makan malam itu sekarang hilang dan diburu oleh pihak berwenang.
Sementara itu, Aghamolaei jatuh sakit pada akhir Mei tak lama setelah kembali dari perjalanan bisnis ke Tabriz, Iran utaa. Ia mengalami mual dan diare yang intens.
Dia dibawa ke rumah sakit di mana gejalanya berangsur-angsur memburuk sampai dia menderita gagal organ dan meninggal pada 2 Juni.
Seorang pejabat Iran yang berbicara kepada Time mengatakan, secara pribadi, Teheran percaya keduanya pria diracuni oleh racun yang ditambahkan ke makanan mereka.
Ini terjadi setelah sebelumnya ada serentetan pembunuhan di Iran yang dikaitkan dengan Israel selama beberapa minggu terakhir.
Dua kolonel Garda Revolusi Iran (IRGC) Sayad Khodayee dan Ali Esmaelzadeh, tewas di Teheran pada 22 dan 28 Mei. Naman yang pertama tewas setelah ditembak oleh pengendara sepeda motor di luar rumahnya dan yang kedua secara misterius jatuh dari balkonnya.
Dalam laporan sebelumnya, New York Times menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa Israel berada di balik pembunuhan kolonel senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teheran hari Minggu.
Seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The New York Times bahwa pejabat Israel telah menyampaikan informasi tentang pembunuhan Kolonel Hassan Sayyad Khodaei, yang ditembak di sebuah jalan di Teheran.
Sementara Ali Kamani dan Mohammad Abdous, yang juga anggota IRGC, meninggal akhir pekan lalu dalam insiden terpisah di Iran yang juga dianggap mencurigakan.
Kamani, diyakini sebagai Letnan Dua, dikatakan tewas dalam 'kecelakaan mobil' di provinsi Markazi - rumah bagi reaktor air berat Iran, yang merupakan fasilitas nuklir utama.
Sementara itu Abdous, yang pangkat dan perannya dalam IRGC tidak jelas, dikatakan telah meninggal 'dalam sebuah misi' di Semnan - tempat fasilitas uji satelit Iran berada.
(ian)