Perekonomian New York Menggeliat, Dunia Masuki New Normal
loading...
A
A
A
NEW YORK - Penduduk New York City kembali beraktivitas setelah lockdown yang diberlakukan selama lebih dari 100 hari. Mereka kembali berbelanja di mal, kafe, hingga barbershop. Hal sama juga dirasakan di Brasilia, Paris, dan banyak kota besar lainnya. Mereka telah menjalani kehidupan new normal dan saat bersamaan jumlah kasus Covid-19 terus naik.
New York memang merupakan pusat pandemi corona di AS. Pada saat puncaknya, sekitar 1.000 orang meninggal setiap hari karena virus corona. Suara sirene ambulans selalu berbunyi setiap jam. Rumah sakit dipadati pasien. Pada Senin lalu, New York melaporkan 10 korban meninggal dunia karen virus corona.
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) terjadi di bagian selatan dan barat negara tersebut. “Itu merupakan konsekuensi dari banyak orang kembali ke tempat publik tanpa mengenakan masker dan tidak mempraktikkan protokol kesehatan jaga jarak,” kata Eric Toner, penelti kesehatan publik di Johns Hopkins Center for Health Security di Baltimore.
Ketika bertemu dengan banyak orang, menurut Toner, ada kecenderungan terinfeksi virus corona. “Itu yang menjadi perhatian banyak pihak dan pemerintah,” kritiknya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganggap tingkat penularan meningkat di atas 5% dan hal itu menjadi perhatian. Data jumlah kasus korona di Universitas Johns Hopkins menunjukkan terjadi peningkatan dalam satu pekan terakhir. Di AS, peningkatan kasus korona mencapai rata-rata 4%, dengan level paling tinggi di Arizona mencapai 20%, Florida dan Utah pada tataran 11%, serta Texas 10%. Khusus di Texas, terjadi peningkatan kasus baru mencapai 5.000 orang setiap hari. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi)
New York City sudah memasuki fase dua dengan rencana pembukaan kembali urat nadi perekonomian. Restoran dan bar kembali dibuka serta menerima tamu. Salon dibuka kembali pertama kalinya sejak ditutup pertengahan Maret. Banyak orang harus rela mengantre untuk memesan pelayanan di salon. Tempat bermain juga dibuka kembali pada Senin lalu di New York City.
Banyak warga New York masih rela mengantre di toko kue yang sebagian besar mengenakan masker. “Saya merasa kehidupan saya kembali dimulai secara normal. Saya hanya perlu duduk dan menikmati kopi,” kata Arden Katine, 34, seorang guru di New York.
Munculnya kembali peningkatan infeksi virus corona membuat kekhawatiran tersendiri bagi Gubernur New York Andrew Cuomo. “Kita akan membatasi orang yang pernah pergi dari Arizona dan Florida,” katanya.
New York memang merupakan pusat pandemi corona di AS. Pada saat puncaknya, sekitar 1.000 orang meninggal setiap hari karena virus corona. Suara sirene ambulans selalu berbunyi setiap jam. Rumah sakit dipadati pasien. Pada Senin lalu, New York melaporkan 10 korban meninggal dunia karen virus corona.
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) terjadi di bagian selatan dan barat negara tersebut. “Itu merupakan konsekuensi dari banyak orang kembali ke tempat publik tanpa mengenakan masker dan tidak mempraktikkan protokol kesehatan jaga jarak,” kata Eric Toner, penelti kesehatan publik di Johns Hopkins Center for Health Security di Baltimore.
Ketika bertemu dengan banyak orang, menurut Toner, ada kecenderungan terinfeksi virus corona. “Itu yang menjadi perhatian banyak pihak dan pemerintah,” kritiknya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganggap tingkat penularan meningkat di atas 5% dan hal itu menjadi perhatian. Data jumlah kasus korona di Universitas Johns Hopkins menunjukkan terjadi peningkatan dalam satu pekan terakhir. Di AS, peningkatan kasus korona mencapai rata-rata 4%, dengan level paling tinggi di Arizona mencapai 20%, Florida dan Utah pada tataran 11%, serta Texas 10%. Khusus di Texas, terjadi peningkatan kasus baru mencapai 5.000 orang setiap hari. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi)
New York City sudah memasuki fase dua dengan rencana pembukaan kembali urat nadi perekonomian. Restoran dan bar kembali dibuka serta menerima tamu. Salon dibuka kembali pertama kalinya sejak ditutup pertengahan Maret. Banyak orang harus rela mengantre untuk memesan pelayanan di salon. Tempat bermain juga dibuka kembali pada Senin lalu di New York City.
Banyak warga New York masih rela mengantre di toko kue yang sebagian besar mengenakan masker. “Saya merasa kehidupan saya kembali dimulai secara normal. Saya hanya perlu duduk dan menikmati kopi,” kata Arden Katine, 34, seorang guru di New York.
Munculnya kembali peningkatan infeksi virus corona membuat kekhawatiran tersendiri bagi Gubernur New York Andrew Cuomo. “Kita akan membatasi orang yang pernah pergi dari Arizona dan Florida,” katanya.