Gelombang Kedua Virus Corona di Korsel Terdeteksi dari Klab Malam

Rabu, 24 Juni 2020 - 10:57 WIB
loading...
Gelombang Kedua Virus...
Foto/Istimewa
A A A
SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pernah mendapatkan pujian dalam pengendalian pandemi corona (Covid-19). Namun, kali ini mereka justru menghadapi munculnya gelombang kedua virus corona. Padahal jumlah kasus corona di negara tersebut relatif sedikit.

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Korea (KCDC), Jung Eun-kyeong, mengatakan gelombang pertama terjadi hingga April. Namun sejak Mei, klaster kasus-kasus baru bertambah, termasuk kasus penularan di kelab-kelab malam di ibu kota negara itu, Seoul. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi)

Antara dua periode itu, kasus harian terkonfirmasi turun dari angka sebelumnya hampir 1.000 kasus menjadi nol selama tiga hari berturut-turut. Kini pihak berwenang mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir, tercatat 17 kasus baru dari tujuh klaster berbeda di gedung perkantoran besar dan area pergudangan.

Jeong Eun-kyeong mengakui pihaknya keliru memprediksi kapan gelombang kedua virus korona akan terjadi. Kemunculan kasus penularan baru ini membuatnya berkesimpulan bahwa Korea Selatan sedang mengalami gelombang kedua virus corona dan masalah ini diperkirakan akan berlangsung selama berbulan-bulan mendatang.

"Awalnya, kami memperkirakan gelombang kedua akan terjadi pada musim gugur atau musim dingin ketika suhu turun, maka virus lebih aktif, dan ketika orang lebih banyak tinggal di dalam ruangan tertutup,” kata Jeong dilansir BBC. (Baca juga: Rizal Ramli: Mana Bisa Masalah Bangsa Diselesaikan dengan Buzzer)

“Namun demikian, perkiraan kami bahwa penularan akan turun selama musim panas ternyata keliru. Selama orang berdekatan satu sama lain, kami yakin penularan akan terus terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, kota terbesar kelima di Korsel, Daejeon, kembali memberlakukan pembatasan sosial yang ketat setelah menemukan sejumlah klaster kasus baru. Publik dilarang berkumpul di tempat-tempat umum, seperti museum, gedung olahraga, dan perpustakaan. Dua puluh dua tempat ibadah milik Gereja Yesus Shincheonji yang menjadi pusat penyebaran virus pada bulan Februari, juga ditutup.

Korsel menerapkan strategi pelacakan, penelusuran, dan pengetesan, yang gencar untuk mencegah penularan virus corona. Di Seoul, wali kota setempat juga melakukan persiapan mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua terjadi di ibu kota. Dijelaskan pembatasan sosial secara ketat mungkin akan diberlakukan lagi, jika penularan rata-rata mencapai 30 kasus per hari selama tiga hari mendatang dan tingkat hunian tempat tidur sakit melebihi 70%. (Lihat videonya: Heboh! Pemuda di Lombok Nikahi Dua Gadis Sekaligus)

Sejauh ini Korsel tidak sampai memberlakukan karantina wilayah secara nasional dan sebaliknya mengandalkan pembatasan sosial secara sukarela. Negara itu juga gencar menerapkan strategi pelacakan, penelusuran, dan pengetesan untuk memerangi virus. Sejak kasus pertama virus korona dilaporkan di Korea Selatan pada 20 Januari, 280 pasien meninggal dunia akibat Covid-19. Total terdapat lebih dari 12.000 kasus dan diperkirakan masih ada 1.277 kasus aktif di negara itu.

Sementara itu, ribuan orang berkumpul di Prancis pada Minggu (21/6) waktu setempat untuk merayakan festival musik tahunan dan mengabaikan aturan lockdown virus corona. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dipantau Kim Jong-un,...
Dipantau Kim Jong-un, Korea Utara Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir
Korea Utara Tembakkan...
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang, Terbang 800 Km
Rumah Eks Presiden Korsel...
Rumah Eks Presiden Korsel Digerebek untuk Penyelidikan terhadap Dukun dan Hadiah Mewah
Kim Jong-un Janji Bangun...
Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
Mantan Presiden Korsel...
Mantan Presiden Korsel Didakwa Korupsi karena Minta Pekerjaan untuk Menantunya
Negara Kaya Asia Ini...
Negara Kaya Asia Ini Terancam Krisis Utang, APBN Tekor Nyaris Rp1.186 Triliun per Tahun
Paus Leo XIV Serukan...
Paus Leo XIV Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Breaking News: AS dan...
Breaking News: AS dan China Sepakat "Gencatan Senjata" Perang Tarif 90 Hari
Rekomendasi
Waisak, Bang Doel: Jakarta...
Waisak, Bang Doel: Jakarta Tuan Rumah yang Nyaman bagi Seluruh Umat Beragama
Kronologis Ledakan Pemusnahan...
Kronologis Ledakan Pemusnahan Amunisi yang Tewaskan 13 Orang di Garut
Nintendo Switch 2 Ditenagai...
Nintendo Switch 2 Ditenagai NVIDIA Tegra T239, Ini Kecanggihannya
Berita Terkini
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
Infografis
Kemenkes Imbau Masyarakat...
Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada, Virus HMPV Merebak di China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved