Protes Anti-Lockdown di AS Didukung Konglomerat

Sabtu, 25 April 2020 - 23:37 WIB
loading...
Protes Anti-Lockdown...
Aksi demonstrasi menentang lockdown di AS. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Aksi demonstrasi di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) terhadap apa yang diklaim warga sebagai tindakan kejam yang diberlakukan oleh gubernur dari Partai Demokrat untuk mengekang penyebaran Covid-19, mendapat dukungan dari elit politik dan bisnis. Demonstrasi ini, menurut pengamat, dijadikan sebagai senjata sayap kanan terhadap ancaman yang dirasakan dari gagasan sayap kiri.

Demonstran mengklaim bahwa tindakan penguncian yang dilakukan oleh pemerintah negara bagian melanggar hak-hak mereka yang dilindungi secara konstitusional dengan mendikte apa yang mereka dapat dan membatasi kebebasan sipil mereka.

Presiden AS, Donald Trump melalui akun Twiiternya menunjukkan dukungannya kepada para demonstran dengan menyerukan negara bagian untuk menghapus perintah tinggal di rumah terkait dengan Covid-19.

Partai Republik, serta berbagai pendukung miliarder seperti keluarga DeVos, mencoba untuk memberikan tekanan sayap kanan pada negara di saat semua momentum berjalan ke arah yang mengatakan harus ada layanan kesehatan nasional.

Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh BuzzFeed News, demonstrasi di Michigan diselenggarakan oleh Koalisi Konservatif Michigan dan Dana Kebebasan Michigan, yang memiliki hubungan dengan keluarga Menteri Pendidikan Trump, Betsy DeVos. Michigan Freedom Fund didirikan oleh Greg McNeilly, penasihat keluarga DeVos.

Keluarga DeVos juga termasuk Eric Prince, mantan petinggi Angkatan Laut AS yang mendirikan perusahaan kontraktor keamanan Blackwater USA yang terkenal dengan tentara yang disewa untuk melakukan sejumlah pekerjaan di Irak.

"Jadi, saya pikir demonstrasi ini tidak boleh dibaca sama seperti menentang karantina. Saya pikir apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah menentang apa yang dibuat oleh para pemrotes untuk dianggap sebagai inisiatif demokratis, inisiatif sosialis atau bahkan inisiatif komunis, kata pengamat dari Hobart and William Smith, Jodi Dean, seperti dilansir Sputnik.

“Ini sedang dimobilisasi, karena orang-orang merasakan tekanan akan perlunya dukungan nasional yang kuat untuk rumah tangga dan keluarga dan orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan menjadi sakit karenanya. Jadi, saya pikir ini adalah taktik sayap kanan, dan ini adalah taktik yang dimiliki para miliarder untuk memberikan tekanan sebelum Kongres kembali," sambungnya.

Menurut Dean, salah satu alasan ada begitu banyak dukungan untuk sosialisme dari milenium bukan hanya karena kehidupan mereka telah hancur oleh ketidaksetaraan kapitalisme, tetapi karena mereka telah tumbuh di masa ketika segala sesuatu yang dapat mendukung kehidupan mereka, telah secara luas dijelekkan sebagai sosialis dan komunis.

"Mungkin itu terjadi pada beberapa orang, retorika mengubah mereka melawan keadilan atau kesehatan dan keselamatan, tetapi saya pikir bagi banyak orang, itu akan menjadi kebalikannya, dan itu akan menjadi bumerang," tukasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
DPR AS Kenalkan RUU...
DPR AS Kenalkan RUU untuk Bongkar 'Polisi Rahasia' China di Tanah Amerika
Adik Kim Jong-un: Tak...
Adik Kim Jong-un: Tak Peduli dengan AS, Status Korut Negara Bersenjata Nuklir Tak Bisa Dibatalkan
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Sokong Rusia Melawan Ukraina, AS Cemas
Bodohnya AS, Kirim Senjata...
Bodohnya AS, Kirim Senjata ke Israel untuk Membunuh Warga Amerika di Palestina
AS Klaim Lebih dari...
AS Klaim Lebih dari 100 Target Houthi Sudah Dibom
Memanas, Beijing Sebut...
Memanas, Beijing Sebut Wapres AS JD Vance Bodoh Gara-gara Komentar tentang Petani China
Eks Jenderal Tertinggi...
Eks Jenderal Tertinggi Ukraina Ungkap Senjata Rahasia AS dalam Perang Melawan Rusia
Misi Pencarian Baru...
Misi Pencarian Baru MH370 Ditangguhkan Hanya Beberapa Hari Setelah Dimulai
Panti Jompo Terbakar,...
Panti Jompo Terbakar, 20 Penghuni Tewas
Rekomendasi
Apakah Perempuan Bisa...
Apakah Perempuan Bisa Menceraikan Suami? Begini Penjelasannya Menurut Islam
Aufaa Luqman Penggugat...
Aufaa Luqman Penggugat Jokowi Ternyata Adik Almas Tsaqibirru yang Muluskan Gibran Maju Cawapres 2024
Niat Puasa Syawal dan...
Niat Puasa Syawal dan Senin-Kamis Bersamaan, Begini Bacaannya
Berita Terkini
DPR AS Kenalkan RUU...
DPR AS Kenalkan RUU untuk Bongkar 'Polisi Rahasia' China di Tanah Amerika
46 menit yang lalu
Adik Kim Jong-un: Tak...
Adik Kim Jong-un: Tak Peduli dengan AS, Status Korut Negara Bersenjata Nuklir Tak Bisa Dibatalkan
1 jam yang lalu
Kelab Malam Dominika...
Kelab Malam Dominika Runtuh saat Penyanyi Rubby Perez Manggung, 79 Orang Tewas
2 jam yang lalu
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Sokong Rusia Melawan Ukraina, AS Cemas
3 jam yang lalu
Ironis, Pasukan Otoritas...
Ironis, Pasukan Otoritas Palestina Tangkapi Demonstran Solidaritas Gaza di Tepi Barat
4 jam yang lalu
Bodohnya AS, Kirim Senjata...
Bodohnya AS, Kirim Senjata ke Israel untuk Membunuh Warga Amerika di Palestina
4 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved