Diberi Obat Hewan Diklaim Vaksin Covid-19, 5.000 Warga Peru Jatuh Sakit
loading...
A
A
A
NAUTA - Sekitar 5.000 warga Nauta, Provinsi Loreto, wilayah Amazon di Peru , jatuh sakit setelah diberi obat yang digunakan untuk merawat hewan. Obat yang diberikan oleh kelompok penginjil dan wali kota setempat ini diklaim itu sebagai vaksin ajaib untuk virus corona baru ( Covid-19 ).
Ribuan orang itu diberi suntikan ivermectin, obat yang digunakan untuk infeksi parasit. Mereka lantas menderita efek samping yang digambarkan media lokal cukup "mengerikan". (Baca: Media Australia Sebut Indonesia Akan Jadi Hotspot Covid-19 Dunia )
Peru telah melaporkan 8.223 kematian dan 257.500 kasus Covid-19. Menurut laporan Nature, ivermectin telah mendapatkan popularitas di negara itu setelah penelitian diklaim menunjukkan efektivitasnya dalam mengobati Covid-19. Namun, klaim penelitian itu telah dicabut.
Mengutip surat kabar El Pais, Rabu (24/6/2020), direktur stasiun radio lokal, Radio Ucamara; Leonardo Tello, mengatakan efek samping obat itu mengerikan.
"Sejak Mei, wali kota dan aliansi penginjil telah memanggil warga, menggunakan stasiun radio, untuk divaksinasi dengan ivermectin seolah-olah itu adalah vaksin terhadap virus corona. Di Nauta, setidaknya 5.000 orang telah menerimanya," kata Tello.
Dia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang telah menerima obat untuk hewan itu menderita peningkatan detak jantung. Ada juga yang menderita diare sebagai efek samping obat. (Baca: Kasus Corona di Peru Capai 20.000, Naik Dua Kali Lipat dalam 9 Hari )
Tello mengatakan bahwa para pendeta setempat telah mengaitkan virus corona dengan iblis dan akhir dunia atau kiamat, dan menawarkan suntikan sebagai "keselamatan".
Wadson Trujillo, kepala komunitas adat di Cuninico, mengatakan bahwa relawan dari Misiones Evangelicas de la Amazonia (Misi Penginjil Amazon) telah pergi ke daerah itu untuk memberikan suntikan kepada penduduk desa.
Dia mengatakan obat itu diklaim telah disetujui oleh hukum."Karena memberikan hasil positif sebagai vaksin," katanya mengutip klaim kelompok penginjil.
Amazon Peru adalah wilayah yang dihuni sekitar 1 juta orang, dengan 300.000 orang di antaranya adalah suku asli.
Ribuan orang itu diberi suntikan ivermectin, obat yang digunakan untuk infeksi parasit. Mereka lantas menderita efek samping yang digambarkan media lokal cukup "mengerikan". (Baca: Media Australia Sebut Indonesia Akan Jadi Hotspot Covid-19 Dunia )
Peru telah melaporkan 8.223 kematian dan 257.500 kasus Covid-19. Menurut laporan Nature, ivermectin telah mendapatkan popularitas di negara itu setelah penelitian diklaim menunjukkan efektivitasnya dalam mengobati Covid-19. Namun, klaim penelitian itu telah dicabut.
Mengutip surat kabar El Pais, Rabu (24/6/2020), direktur stasiun radio lokal, Radio Ucamara; Leonardo Tello, mengatakan efek samping obat itu mengerikan.
"Sejak Mei, wali kota dan aliansi penginjil telah memanggil warga, menggunakan stasiun radio, untuk divaksinasi dengan ivermectin seolah-olah itu adalah vaksin terhadap virus corona. Di Nauta, setidaknya 5.000 orang telah menerimanya," kata Tello.
Dia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang telah menerima obat untuk hewan itu menderita peningkatan detak jantung. Ada juga yang menderita diare sebagai efek samping obat. (Baca: Kasus Corona di Peru Capai 20.000, Naik Dua Kali Lipat dalam 9 Hari )
Tello mengatakan bahwa para pendeta setempat telah mengaitkan virus corona dengan iblis dan akhir dunia atau kiamat, dan menawarkan suntikan sebagai "keselamatan".
Wadson Trujillo, kepala komunitas adat di Cuninico, mengatakan bahwa relawan dari Misiones Evangelicas de la Amazonia (Misi Penginjil Amazon) telah pergi ke daerah itu untuk memberikan suntikan kepada penduduk desa.
Dia mengatakan obat itu diklaim telah disetujui oleh hukum."Karena memberikan hasil positif sebagai vaksin," katanya mengutip klaim kelompok penginjil.
Amazon Peru adalah wilayah yang dihuni sekitar 1 juta orang, dengan 300.000 orang di antaranya adalah suku asli.