Zelensky: Rusia Berusaha Hancurkan Setiap Kota di Donbas

Sabtu, 11 Juni 2022 - 14:15 WIB
loading...
Zelensky: Rusia Berusaha...
Zelensky: Rusia Berusaha Hancurkan Setiap Kota di Donbas. FOTO/Reuters
A A A
KIEV - Rusia berharap untuk merebut semua provinsi timur Luhansk, yang menuntut Ukraina menyerahkan Donetsk. Kedua provinsi tersebut membentuk wilayah Donbas , di mana Moskow telah mendukung pemberontakan oleh proksi separatis sejak 2014.

Untuk itu, Kremlin telah memusatkan pasukannya ke dalam pertempuran sengit di Sievierodonetsk, yang ada di Luhansk. Pasukan Ukraina sebagian besar telah ditarik keluar dari daerah pemukiman kota, tetapi belum memberikan pijakan mereka di tepi timur Sungai Donets Siverskiy.



Seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (11/6/2022), pasukan Rusia juga mendorong dari utara dan selatan untuk mencoba mengepung Ukraina, tetapi hanya membuat kemajuan terbatas.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia berusaha "menghancurkan setiap kota di Donbas." "Sievierodonetsk, Lysychansk, Bakhmut, Sloviansk, banyak, banyak lainnya," katanya dalam pidato malamnya. "Semua reruntuhan ini dulunya adalah kota yang bahagia," lanjut Zelensky.

Kedua belah pihak mengatakan mereka telah menimbulkan korban massal. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan medan perang.



Penasihat Zelenskiy, Oleksiy Arestovych memperkirakan tentara Rusia kehilangan rata-rata lima hingga enam kali lebih banyak pejuang daripada pihak Ukraina.

Ditanya dalam wawancara media sosial apakah itu menunjukkan tentara Ukraina telah kehilangan hingga 10.000 pejuang dalam 100 hari pertama perang, Arestovych berkata, "Ya, kira-kira seperti itu."

Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin pada Sabtu memperkuat komitmen Washington ke wilayah tersebut sehubungan dengan tindakan Rusia.

Baca: Ajudan Zelensky: Ukraina Kehilangan 200 Tentara per Hari

"Invasi Rusia ke Ukraina adalah apa yang terjadi ketika penindas menginjak-injak aturan yang melindungi kita semua," kata Austin dalam forum keamanan Asia di Singapura.

"Ini adalah pratinjau dari kemungkinan dunia yang kacau dan kacau yang tidak diinginkan oleh siapa pun di antara kita," lanjutnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan apa yang dia sebut "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari, dengan mengatakan tujuannya adalah untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" tetangga Rusia itu. Kiev dan sekutunya menyebutnya sebagai perang agresi yang tidak beralasan untuk merebut wilayah.

(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1867 seconds (0.1#10.140)