Der Spiegel Ungkap Jerman Tidak Mempercayai Zelensky
loading...
A
A
A
Laporan Der Spiegel mengutip para politisi dan analis yang menuduh Scholz terlalu lambat membantu Ukraina dengan senjata untuk melawan Rusia.
Penulis laporan juga mengutip desas-desus bahwa kanselir Jerman telah dipaksa ke dalam setiap konsesi yang dia buat sejauh ini atas bantuan militer, tetapi kemudian masih menunda pengiriman.
Sejak akhir Februari, ketika serangan militer Rusia di Ukraina dimulai, Berlin hanya memasok senjata ringan ke Kiev, dan jumlah pengiriman telah berkurang seiring waktu.
Welt am Sonntag melaporkan hanya dua pengiriman Jerman yang tiba di Ukraina antara 30 Maret dan 26 Mei.
Pengiriman senjata berat, termasuk 30 kendaraan antipesawat Gepard, tujuh howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 dan empat sistem roket multi-peluncur MARS II, telah diumumkan Berlin, tetapi belum terwujud.
Scholz mengklaim pekan lalu bahwa Jerman juga akan mengirim salah satu senjata paling modernnya yakni sistem pertahanan udara IRIS-T kepada pemerintah Kiev.
Namun, Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan tidak memiliki stok perangkat keras yang disebutkan , dan pertanyaan itu harus ditujukan kepada produsen.
Menurut laporan media, Ukraina hanya bisa berharap mendapatkan sistem itu pada November.
“Itu mungkin sudah terlambat, karena penilaian yang bocor oleh intelijen Jerman menunjukkan pasukan Rusia dapat menguasai semua wilayah Donbas pada bulan Agustus,” ungkap Der Spiegel.
Rusia menyerang negara Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Penulis laporan juga mengutip desas-desus bahwa kanselir Jerman telah dipaksa ke dalam setiap konsesi yang dia buat sejauh ini atas bantuan militer, tetapi kemudian masih menunda pengiriman.
Sejak akhir Februari, ketika serangan militer Rusia di Ukraina dimulai, Berlin hanya memasok senjata ringan ke Kiev, dan jumlah pengiriman telah berkurang seiring waktu.
Welt am Sonntag melaporkan hanya dua pengiriman Jerman yang tiba di Ukraina antara 30 Maret dan 26 Mei.
Pengiriman senjata berat, termasuk 30 kendaraan antipesawat Gepard, tujuh howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 dan empat sistem roket multi-peluncur MARS II, telah diumumkan Berlin, tetapi belum terwujud.
Scholz mengklaim pekan lalu bahwa Jerman juga akan mengirim salah satu senjata paling modernnya yakni sistem pertahanan udara IRIS-T kepada pemerintah Kiev.
Namun, Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan tidak memiliki stok perangkat keras yang disebutkan , dan pertanyaan itu harus ditujukan kepada produsen.
Menurut laporan media, Ukraina hanya bisa berharap mendapatkan sistem itu pada November.
“Itu mungkin sudah terlambat, karena penilaian yang bocor oleh intelijen Jerman menunjukkan pasukan Rusia dapat menguasai semua wilayah Donbas pada bulan Agustus,” ungkap Der Spiegel.
Rusia menyerang negara Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.