Baykar: Setelah Ukraina, Seluruh Dunia Adalah Pelanggan Drone Turki

Selasa, 31 Mei 2022 - 14:20 WIB
loading...
Baykar: Setelah Ukraina,...
Drone Bayraktar TB-2 buatan Baykar, Turki. Drone ini jadi salah satu senjata andalan Ukraina dalam perang melawan Rusia. Foto/REUTERS
A A A
BAKU - Penghancuran oleh Ukraina dengan drone Bayraktar TB2 Turki terhadap sistem artileri dan kendaraan lapis baja Rusia telah menjadikan "seluruh dunia" pelanggan. Demikian klaim perusahaan drone tempur tersebut, Baykar.

Selcuk Bayraktar, yang menjalankan perusahaan Baykar dengan saudaranya Haluk, mengatakan drone telah menunjukkan bagaimana teknologi merevolusi peperangan modern.

“Bayraktar TB2 melakukan apa yang seharusnya dilakukan–mengeluarkan beberapa sistem anti-pesawat paling canggih dan sistem artileri dan kendaraan lapis baja canggih,” katanya kepada Reuters di samping drone Akinci baru di sebuah pameran di Baku, Azerbaijan.

"Seluruh dunia adalah pelanggan," katanya lagi, yang dilansir Selasa (31/5/2022).



Setidaknya untuk sementara waktu, TB2, yang memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat terbang hingga 25.000 kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri dengan bom penusuk lapis baja berpemandu laser, membantu melemahkan superioritas militer Rusia yang luar biasa.

Begitu terkenalnya drone itu sehingga menjadi subjek lagu hits patriotik yang bertebaran di Ukraina yang mengejek pasukan Rusia, dengan paduan suara "Bayraktar, Bayraktar".

Di luar sindiran, drone Bayraktar telah mendapat perhatian dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Kementerian Pertahanan Rusia telah menyebutkannya setidaknya 45 kali di depan umum sejak perang dimulai pada 24 Februari.

Baykar, yang didirikan pada 1980-an oleh ayah Bayraktar, Ozdemir Bayraktar, mulai fokus pada pesawat tak berawak pada 2005 saat Turki berusaha memperkuat industri pertahanan lokalnya.

TB2 telah menjadi faktor dalam konflik di Suriah, Irak, Libya dan Nagorno-Karabakh serta Ukraina yang sekarang menjadi ujung tombak dorongan ekspor pertahanan global Turki.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan permintaan internasional sangat besar untuk TB2 dan Akinci yang lebih baru.

Bayraktar, yang menikah dengan putri Erdogan, mengatakan Baykar dapat memproduksi 200 drone TB2 setahun.

Dia mengatakan bahwa dirinya bangga drone telah digunakan di Nagorno-Karabakh, daerah kantong etnis Armenia dari sekutu Turki; Azerbaijan, di mana pasukan Baku merebut kembali sebagian besar wilayah pada tahun 2020, dan di Ukraina.

“Ini adalah invasi ilegal sehingga TB2 membantu orang-orang terhormat Ukraina membela negara mereka,” katanya.

“Pendudukan ilegal Karabakh seperti luka hati sejak masa muda kami. Dan ketika para insinyur mengembangkan teknologi, merupakan suatu kehormatan untuk membantu saudara-saudari kita di sini untuk mendapatkan kembali tanah mereka.”

Rusia dua minggu lalu menggembar-gemborkan senjata laser generasi baru termasuk sistem mobile yang menurut Moskow dapat membutakan satelit yang mengorbit dan menghancurkan drone.

Tapi Bayraktar, yang lahir di Istanbul dan belajar di University of Pennsylvania dan Massachusetts Institute of Technology, mengatakan senjata semacam itu tidak efektif melawan TB2.

“Jangkauan mereka terbatas sehingga jika jangkauan sensorik dan amunisi Anda lebih panjang, mereka tidak akan efektif,” katanya.

Baykar sedang mengerjakan TB3, yang memiliki sayap yang dapat dilipat dan dapat lepas landas atau mendarat di kapal induk dengan landasan pacu pendek, dan pesawat tempur tak berawak yang disebut MUIS atau Kizilelma.

“Insya Allah, penerbangan pertama Kizilelma tahun depan, dan TB3 akhir tahun ini atau awal tahun depan,” kata Bayraktar.

“Jika Anda melihat cakrawala waktu yang lebih lama, kami sedang mengerjakan drone taksi–untuk itu kami perlu mengembangkan teknologi otonomi tingkat yang lebih tinggi–yang pada dasarnya adalah AI–tetapi ini akan merevolusi cara orang akan diangkut di kota.”

Invasi Rusia telah menewaskan ribuan orang, jutaan orang telantar, dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi langsung antara Rusia dan Amerika Serikat.

Putin mengatakan Washington menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia melalui perluasan NATO, dan bahwa Moskow harus membela orang-orang berpenutur bahasa Rusia dari penganiayaan.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak klaim Rusia sebagai dalih tak berdasar untuk menyerang negara berdaulat.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)