Ukraina Akui Kekalahan Besar, Kota Liman Direbut Rusia

Sabtu, 28 Mei 2022 - 05:45 WIB
loading...
Ukraina Akui Kekalahan...
Pasukan Rusia berjaga di kota yang telah direbut dari tentara Ukraina. Foto/baltics.news
A A A
KIEV - Pasukan Rusia mengambil alih kota Liman di wilayah Donetsk utara. Pengakuan itu diungkapkan pemerintah Ukraina di Kiev pada Kamis malam (26/5/2022).

Pasukan Ukraina dilaporkan telah ditarik ke barat-barat daya menuju Slavyansk.

“Kami telah kehilangan kota Liman,” ungkap Alexey Arestovich, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengakui dalam siaran langsung pada Kamis.



Meskipun Arestovich mengutip “laporan yang belum dikonfirmasi,” koresponden militer Rusia Alexander Kots memposting video pasukan Rusia di kota itu tak lama kemudian, dengan judul “Liman adalah milik kita.”



“Pasukan Ukraina melarikan diri ke barat dan barat daya sambil menutupi mundur mereka dengan tembakan artileri,” ungkap Kots, dilansir RT.com.



Penyerbuan Liman berlangsung kurang dari sepekan, dengan pasukan Rusia memasuki kota pada 23 Mei.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi, di saluran Telegram, bahwa sebanyak 500 tentara Ukraina telah menyerah.

Pada Rabu, tiga perempat dari kota Liman diduga berada di bawah kendali Rusia, dengan pasukan Ukraina yang tersisa dikatakan memperkuat zona industri di tepi barat daya kota.

Namun, satu video yang belum diverifikasi diposting di TikTok pada Rabu dimaksudkan untuk menunjukkan sekelompok tentara Ukraina berpegangan pada kendaraan lapis baja, mengemudi dengan kecepatan tinggi dari kota, di tengah pemboman artileri.

Liman adalah salah satu kota pertama di wilayah Donetsk yang diambil alih milisi yang menentang pemerintah Kiev setelah kudeta Maidan 2014.

Pasukan "anti-teroris" Ukraina merebutnya pada awal Juni tahun itu, dan menggunakan posisi mereka untuk mengepung Slavyansk, tempat milisi separatis bertahan selama satu bulan lagi.

Berita kekalahan Ukraina di Liman muncul di tengah kemajuan berkelanjutan pasukan Rusia dari Popasnaya.

Pergerakan pasukan Rusia itu mengancam akan memotong total ribuan tentara yang setia ke Kiev di kantong Severodonetsk-Lisichansk.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1250 seconds (0.1#10.140)