Biden Teken RUU Bantuan Militer untuk Ukraina, Jumlahnya Fantastis
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden , menandatangani rancangan undang-undang bantuan militer untuk Ukraina saat invasi Rusia mendekati bulan keempat.
Biden menandatangani RUU bantuan militer senilai USD40 miliar atau sekitar Rp586,8 triliun yang memperdalam komitmen AS kepada Ukraina pada saat ketidakpastian tentang masa depan perang.
Ukraina telah berhasil mempertahankan Ibu Kota Kiev, dan Rusia telah memfokuskan kembali ofensifnya di timur negara itu, tetapi para pejabat Amerika memperingatkan potensi konflik yang berkepanjangan.
Pendanaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung Ukraina hingga bulan September, dan itu mengecilkan tindakan darurat sebelumnya yang menyediakan dana USD13,6 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun.
Undang-undang baru ini akan memberikan bantuan militer senilai USD20 miliar, memastikan aliran senjata canggih yang telah digunakan untuk menumpulkan kemajuan Rusia. Ada juga USD8 miliar dalam dukungan ekonomi umum, USD5 miliar untuk mengatasi kekurangan pangan global yang dapat diakibatkan oleh runtuhnya pertanian Ukraina dan lebih dari USD1 miliar untuk membantu pengungsi seperti dikutip dari CBS News, Minggu (22/5/2022).
Biden menandatangani tindakan itu dalam keadaan yang tidak biasa. Karena dia sedang dalam perjalanan ke Asia, seorang pejabat AS membawa salinan RUU itu dengan penerbangan komersial ke Seoul untuk ditandatangani presiden, menurut seorang pejabat Gedung Putih.
Logistik mencerminkan rasa urgensi seputar melanjutkan dukungan AS untuk Ukraina, tetapi juga tantangan internasional yang tumpang tindih yang dihadapi Biden. Bahkan ketika dia mencoba untuk mengarahkan kembali kebijakan luar negeri Amerika untuk menghadapi China, dia terus mengarahkan sumber daya AS ke konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
Biden menandatangani RUU bantuan militer senilai USD40 miliar atau sekitar Rp586,8 triliun yang memperdalam komitmen AS kepada Ukraina pada saat ketidakpastian tentang masa depan perang.
Ukraina telah berhasil mempertahankan Ibu Kota Kiev, dan Rusia telah memfokuskan kembali ofensifnya di timur negara itu, tetapi para pejabat Amerika memperingatkan potensi konflik yang berkepanjangan.
Pendanaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung Ukraina hingga bulan September, dan itu mengecilkan tindakan darurat sebelumnya yang menyediakan dana USD13,6 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun.
Undang-undang baru ini akan memberikan bantuan militer senilai USD20 miliar, memastikan aliran senjata canggih yang telah digunakan untuk menumpulkan kemajuan Rusia. Ada juga USD8 miliar dalam dukungan ekonomi umum, USD5 miliar untuk mengatasi kekurangan pangan global yang dapat diakibatkan oleh runtuhnya pertanian Ukraina dan lebih dari USD1 miliar untuk membantu pengungsi seperti dikutip dari CBS News, Minggu (22/5/2022).
Biden menandatangani tindakan itu dalam keadaan yang tidak biasa. Karena dia sedang dalam perjalanan ke Asia, seorang pejabat AS membawa salinan RUU itu dengan penerbangan komersial ke Seoul untuk ditandatangani presiden, menurut seorang pejabat Gedung Putih.
Logistik mencerminkan rasa urgensi seputar melanjutkan dukungan AS untuk Ukraina, tetapi juga tantangan internasional yang tumpang tindih yang dihadapi Biden. Bahkan ketika dia mencoba untuk mengarahkan kembali kebijakan luar negeri Amerika untuk menghadapi China, dia terus mengarahkan sumber daya AS ke konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
(ian)