100 Bom Nuklir AS Disebar di Eropa, Sedangkan Milik Rusia Tetap di Tempat
loading...
A
A
A
LONDON - Rusia memiliki stok senjata atau bom nuklir terbesar di dunia, yakni hampir 6.000 unit. Namun, tak ada satupun yang mendekati wilayah Amerika Serikat (AS) .
Beda halnya dengan Amerika yang diketahui menyimpan banyak senjata nuklirnya di berbagai negara Eropa. Media Inggris, Express, secara provokatif menyebut bom-bom nuklir AS di Eropa mengepung Rusia.
Mengutip data dari Center For Arms Control and Non-Ploriferation di situsnya, Amerika Serikat menyebarkan sekitar 100 senjata nuklir di berbagai pangkalan militer NATO.
Senjata-senjata berbahaya milik AS itu telah dikerahkan di Eropa sejak pertengahan 1950-an, ketika Presiden Dwight D. Eisenhower mengizinkan penyimpanannya di pangkalan-pangkalan NATO di benua itu untuk digunakan melawan Uni Soviet.
Secara historis, AS telah mengerahkan bom nuklir dan rudal berhulu ledak nuklir ke negara-negara sekutu Eropa, termasuk Yunani dan Inggris, tetapi sejak akhir Perang Dingin. Namun, persenjataan itu telah dikurangi menjadi taktis yang diluncurkan dari udara, atau bom nuklir nonstrategis.
Saat ini, di bawah program berbagi nuklir NATO, bom yang tersisa melengkapi pencegah keamanan kolektif aliansi terhadap ancaman, terutama Rusia.
Selain AS, Inggris juga ikut andil dalam penyebaran senjata nuklir untuk mendukung Pasal V dari Perjanjian Pakta Atlantik Utara.
Prancis, yang bergabung kembali dengan aliansi itu pada tahun 2009, tidak menggunakan persenjataan nuklirnya sendiri sebagai untuk pencegah kolektif atas nama NATO.
Di luar tiga kekuatan nuklir aliansi NATO, lima lainnya berpartisipasi dalam berbagi senjata nuklir AS: Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Tujuh lagi berpartisipasi dalam Support of Nuclear Operations With Conventional Air Tactics (SNOWCAT), memberikan bantuan dalam misi nuklir melalui dukungan udara konvensional: Republik Ceko, Denmark, Yunani, Hongaria, Norwegia, Polandia dan Rumania.
Semua 30 anggota aliansi tidak termasuk Prancis juga merupakan bagian dari Kelompok Perencanaan Nuklir, yang membahas masalah kebijakan. Dewan Atlantik Utara tetap menjadi otoritas tertinggi NATO, dan negara-negara anggota mempertahankan kendali atas kekuatan nuklir mereka sendiri.
AS dan sekutu NATO-nya tidak mengungkapkan angka pasti untuk persediaan yang ditempatkan di Eropa.
Pada tahun 2021, Center For Arms Control and Non-Ploriferation, memperkirakan ada sekitar 100 senjata nuklir milik AS yang disimpan di lima negara anggota NATO:
1. Kleine Brogel di Belgia
2. Pangkalan Udara BĂĽchel di Jerman
3. Pangkalan Udara Aviano dan Ghedi di Italia
4. Pangkalan Udara Volkel di Belanda
5. Pangkalan Udara Incirlik di Turki.
Sebenarnya ada pangkalan udara di Inggris yang sebelumnya juga menyimpan bom nuklir AS, tapi sudah dikeluarkan dan hanya mengoperasikan senjata nuklir milik London.
Senjata-senjata nuklir AS di negara-negara NATO itu berstatus not armed atau atau ditempatkan di pesawat. Mereka disimpan di brankas bawah tanah WS3 di pangkalan udara masing-masing, dan kode Permissive Action Link (PAL) yang digunakan untuk mengoperasikan mereka tetap berada di tangan Amerika.
Untuk digunakan, bom-bom itu akan dimuat ke pesawat tempur berkemampuan ganda yang ditunjuk NATO. Setiap negara sedang dalam proses memodernisasi pesawat tempur berkemampuan nuklirnya menjadi F-35A, F-18 Super Hornet, atau Eurofighter Typhoon.
Total stok senjata nuklir AS diketahui sekitar 5.428. Dengan demikian, ada ribuan senjata semacam itu yang berada di wilayah Amerika.
Sementara itu, senjata nuklir Rusia tetap di tempat seperti dulu. Yakni, hanya di wilayah Rusia dan pangkalannya di negara tetangga pecahan Soviet.
Menurut data Federasi Ilmuwan Amerika pada Februari 2022, berikut lokasi penyimpanan atau operasional senjata nuklir Rusia:
1. Yedrovo
2. Kozalsk
3. Pervomaysk
4. Kapustinyar
5. Dombarovskiy
6. Ulitsa Imeni Gastello
7. Toshkar Ola
8. Teykovo
9. Kostroma
10. Palestsk
11. Verkhnyaya Saida
12. Yur'ya
13. Perm
14. Aleysk
15. Baikonur Cosmodrome (di Kazakhstan)
Foto/Express
Tak diketahui jumlah persenjataan nuklir Rusia yang disebar di berbagai wilayah tersebut.
Profesor Andrew Futter, seorang ahli senjata nuklir dari Universitas Leicester, memperingatkan bahwa jika Presiden Vladimir Putin memang meluncurkan serangan ke London, akan ada waktu sekitar 15 menit bagi Inggris untuk bersiap.
Dia mengatakan kepada MyLondon: “Itu tidak akan memberi kami waktu untuk melakukan apa pun. Pejabat pemerintah mungkin baik-baik saja, ada bunker di bawah Whitehall dan beberapa tempat VIP bisa bersembunyi.”
Beda halnya dengan Amerika yang diketahui menyimpan banyak senjata nuklirnya di berbagai negara Eropa. Media Inggris, Express, secara provokatif menyebut bom-bom nuklir AS di Eropa mengepung Rusia.
Mengutip data dari Center For Arms Control and Non-Ploriferation di situsnya, Amerika Serikat menyebarkan sekitar 100 senjata nuklir di berbagai pangkalan militer NATO.
Senjata-senjata berbahaya milik AS itu telah dikerahkan di Eropa sejak pertengahan 1950-an, ketika Presiden Dwight D. Eisenhower mengizinkan penyimpanannya di pangkalan-pangkalan NATO di benua itu untuk digunakan melawan Uni Soviet.
Secara historis, AS telah mengerahkan bom nuklir dan rudal berhulu ledak nuklir ke negara-negara sekutu Eropa, termasuk Yunani dan Inggris, tetapi sejak akhir Perang Dingin. Namun, persenjataan itu telah dikurangi menjadi taktis yang diluncurkan dari udara, atau bom nuklir nonstrategis.
Saat ini, di bawah program berbagi nuklir NATO, bom yang tersisa melengkapi pencegah keamanan kolektif aliansi terhadap ancaman, terutama Rusia.
Selain AS, Inggris juga ikut andil dalam penyebaran senjata nuklir untuk mendukung Pasal V dari Perjanjian Pakta Atlantik Utara.
Prancis, yang bergabung kembali dengan aliansi itu pada tahun 2009, tidak menggunakan persenjataan nuklirnya sendiri sebagai untuk pencegah kolektif atas nama NATO.
Di luar tiga kekuatan nuklir aliansi NATO, lima lainnya berpartisipasi dalam berbagi senjata nuklir AS: Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Tujuh lagi berpartisipasi dalam Support of Nuclear Operations With Conventional Air Tactics (SNOWCAT), memberikan bantuan dalam misi nuklir melalui dukungan udara konvensional: Republik Ceko, Denmark, Yunani, Hongaria, Norwegia, Polandia dan Rumania.
Semua 30 anggota aliansi tidak termasuk Prancis juga merupakan bagian dari Kelompok Perencanaan Nuklir, yang membahas masalah kebijakan. Dewan Atlantik Utara tetap menjadi otoritas tertinggi NATO, dan negara-negara anggota mempertahankan kendali atas kekuatan nuklir mereka sendiri.
AS dan sekutu NATO-nya tidak mengungkapkan angka pasti untuk persediaan yang ditempatkan di Eropa.
Pada tahun 2021, Center For Arms Control and Non-Ploriferation, memperkirakan ada sekitar 100 senjata nuklir milik AS yang disimpan di lima negara anggota NATO:
1. Kleine Brogel di Belgia
2. Pangkalan Udara BĂĽchel di Jerman
3. Pangkalan Udara Aviano dan Ghedi di Italia
4. Pangkalan Udara Volkel di Belanda
5. Pangkalan Udara Incirlik di Turki.
Sebenarnya ada pangkalan udara di Inggris yang sebelumnya juga menyimpan bom nuklir AS, tapi sudah dikeluarkan dan hanya mengoperasikan senjata nuklir milik London.
Senjata-senjata nuklir AS di negara-negara NATO itu berstatus not armed atau atau ditempatkan di pesawat. Mereka disimpan di brankas bawah tanah WS3 di pangkalan udara masing-masing, dan kode Permissive Action Link (PAL) yang digunakan untuk mengoperasikan mereka tetap berada di tangan Amerika.
Untuk digunakan, bom-bom itu akan dimuat ke pesawat tempur berkemampuan ganda yang ditunjuk NATO. Setiap negara sedang dalam proses memodernisasi pesawat tempur berkemampuan nuklirnya menjadi F-35A, F-18 Super Hornet, atau Eurofighter Typhoon.
Total stok senjata nuklir AS diketahui sekitar 5.428. Dengan demikian, ada ribuan senjata semacam itu yang berada di wilayah Amerika.
Sementara itu, senjata nuklir Rusia tetap di tempat seperti dulu. Yakni, hanya di wilayah Rusia dan pangkalannya di negara tetangga pecahan Soviet.
Menurut data Federasi Ilmuwan Amerika pada Februari 2022, berikut lokasi penyimpanan atau operasional senjata nuklir Rusia:
1. Yedrovo
2. Kozalsk
3. Pervomaysk
4. Kapustinyar
5. Dombarovskiy
6. Ulitsa Imeni Gastello
7. Toshkar Ola
8. Teykovo
9. Kostroma
10. Palestsk
11. Verkhnyaya Saida
12. Yur'ya
13. Perm
14. Aleysk
15. Baikonur Cosmodrome (di Kazakhstan)
Foto/Express
Tak diketahui jumlah persenjataan nuklir Rusia yang disebar di berbagai wilayah tersebut.
Profesor Andrew Futter, seorang ahli senjata nuklir dari Universitas Leicester, memperingatkan bahwa jika Presiden Vladimir Putin memang meluncurkan serangan ke London, akan ada waktu sekitar 15 menit bagi Inggris untuk bersiap.
Dia mengatakan kepada MyLondon: “Itu tidak akan memberi kami waktu untuk melakukan apa pun. Pejabat pemerintah mungkin baik-baik saja, ada bunker di bawah Whitehall dan beberapa tempat VIP bisa bersembunyi.”
(min)