Jika Putin Mengebom Nuklir Barat, Tamat Riwayat Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Pakar kebijakan luar negeri Inggris, Nile Gardiner, memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Barat dengan senjata nuklir dalam strategi perangnya. Jika nekat melakukannya, kata dia, riwayat Rusia akan berakhir.
Pemimpin Kremlin tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa Moskow sekarang mungkin beralih menggunakan senjata nuklir untuk mendapatkan strategi perangnya yang berlarut-larut di Ukraina.
"Kenyataannya adalah penggunaan senjata nuklir oleh Rusia akan menjadi akhir dari Rusia, dan mereka tahu itu," kata Gardiner, yang pernah menjadi ajudan Perdana Menteri Margaret Thatcher, kepada Express.co.uk.
"Ini telah menjadi keadaan sejak Perang Dunia II, dan setiap pemimpin Rusia sejak saat itu memahami bahwa Rusia membuat langkah pertama dengan serangan nuklir akan menjadi akhir dari Rusia," katanya lagi, yang dilansir Senin (16/5/2022).
"Bahkan Inggris sendiri memiliki kemampuan untuk melumpuhkan Rusia dengan persenjataan nuklirnya, apalagi apa yang dimiliki Amerika Serikat (AS)," imbuh dia.
"Faktanya, hanya pertahanan dari Inggris saja jika Rusia menyerang Inggris berarti akhir dari Rusia."
Tapi Gardiner juga memperingatkan bahwa Putin bisa menjadi yang paling berbahaya ketika rencana perang Rusia runtuh di depan matanya, dan bahwa dia akan merencanakan balas dendam.
Dia mendesak dunia untuk tidak meremehkannya dan selalu tetap waspada, membandingkan Presiden Rusia dengan seekor ular yang meronta-ronta di dalam tas menunggu untuk menggigit seseorang.
Pakar kebijakan luar negeri itu melanjutkan: "Putin adalah orang yang sangat marah akhir-akhir ini, selalu memikirkan balas dendam dan segala macam hal."
"Dia tetap berbahaya, seperti biasanya, jadi kami harus waspada," paparnya. “Kita seharusnya tidak pernah meremehkan Putin dan kemampuannya."
Pemimpin Kremlin tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa Moskow sekarang mungkin beralih menggunakan senjata nuklir untuk mendapatkan strategi perangnya yang berlarut-larut di Ukraina.
"Kenyataannya adalah penggunaan senjata nuklir oleh Rusia akan menjadi akhir dari Rusia, dan mereka tahu itu," kata Gardiner, yang pernah menjadi ajudan Perdana Menteri Margaret Thatcher, kepada Express.co.uk.
"Ini telah menjadi keadaan sejak Perang Dunia II, dan setiap pemimpin Rusia sejak saat itu memahami bahwa Rusia membuat langkah pertama dengan serangan nuklir akan menjadi akhir dari Rusia," katanya lagi, yang dilansir Senin (16/5/2022).
"Bahkan Inggris sendiri memiliki kemampuan untuk melumpuhkan Rusia dengan persenjataan nuklirnya, apalagi apa yang dimiliki Amerika Serikat (AS)," imbuh dia.
"Faktanya, hanya pertahanan dari Inggris saja jika Rusia menyerang Inggris berarti akhir dari Rusia."
Tapi Gardiner juga memperingatkan bahwa Putin bisa menjadi yang paling berbahaya ketika rencana perang Rusia runtuh di depan matanya, dan bahwa dia akan merencanakan balas dendam.
Dia mendesak dunia untuk tidak meremehkannya dan selalu tetap waspada, membandingkan Presiden Rusia dengan seekor ular yang meronta-ronta di dalam tas menunggu untuk menggigit seseorang.
Pakar kebijakan luar negeri itu melanjutkan: "Putin adalah orang yang sangat marah akhir-akhir ini, selalu memikirkan balas dendam dan segala macam hal."
"Dia tetap berbahaya, seperti biasanya, jadi kami harus waspada," paparnya. “Kita seharusnya tidak pernah meremehkan Putin dan kemampuannya."