Terungkap, Rusia Tembaki Jet Tempur Israel dengan S-300 di Suriah

Kamis, 19 Mei 2022 - 09:59 WIB
loading...
Terungkap, Rusia Tembaki Jet Tempur Israel dengan S-300 di Suriah
Rombongan jet tempur F-15 Israel. Rusia baru-baru ini tembaki jet-jet tempur Israel dengan sistem pertahanan S-300 di Suriah. Foto/Kementerian Pertahanan Israel
A A A
TEL AVIV - Militer Rusia telah menembaki jet-jet tempur Israel dengan rudal dari sistem pertahanan S-300 di Suriah. Sumber pertahanan senior Zionis menggambarkan tindakan pasukan Moskow itu sangat aneh dan mengkhawatirkan.

Insiden itu, yang terjadi pada 13 Mei 2022 dan pertama kali dilaporkan oleh Channel 13 Israel, terjadi setelah serangan Zionis ke Suriah, ketika jet-jet tempur Israel sedang dalam penerbangan pulang.

Belum jelas jet tempur apa yang digunakan dalam operasi itu, meskipun F-15, F-16, dan F-35 Israel semuanya telah digunakan sebelumnya untuk menyerang wilayah Suriah.

Media Israel lainnya; Breaking Defense, dalam laporannya Kamis (19/5/2022), menyatakan tidak ada pesawat Israel yang rusak akibat serangan misil itu. Namun, ini merupakan pertama kalinya Rusia mengaktifkan sistem pertahanan udara S-300 terhadap jet tempur Zionis.

Sebelumnya, Rusia dan Israel telah beroperasi di bawah perjanjian diam-diam yang memungkinkan Israel untuk melakukan serangan yang dianggapnya merupakan kepentingan nasionalnya selama mereka tidak menargetkan unit militer Rusia di dalam wilayah Suriah.



Sejak 2015, jet-jet tempur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melakukan ratusan serangan udara terhadap target terkait Iran di Suriah tanpa reaksi Rusia.

Pejabat Israel menolak berkomentar tentang tembakan rudal dari S-300 Rusia tersebut. Meskipun ada hotline antara Israel dan Rusia untuk berkomunikasi tentang masalah Suriah, Breaking Defense melaporkan bahwa tidak ada peringatan yang diberikan sebelum pasukan Moskow melakukan serangan.

Berbagai sumber Zionis menyatakan bahwa peluncuran S-300 adalah sinyal pembalasan dari Rusia atas dukungan politik Israel untuk Ukraina—hangat-hangat kuku meskipun mungkin dibandingkan dengan negara lain—serta apa yang disebut sebagai “hasil dari memburuknya kekuatan Kremlin di unit luar negerinya” dan situasi buruk Rusia di Ukraina.

Amos Gilead, seorang pensiunan perwira IDF yang pernah menjabat sebagai kepala Divisi Penelitian Intelijen Militer, juga menyampaikan kepada Breaking Defense bahwa penggunaan S-300 mungkin merupakan peringatan."Untuk menunjukkan bahwa Moskow tidak senang dengan beberapa operasi Israel di Suriah," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1758 seconds (0.1#10.140)