Kamis Sore, Korea Utara Tembakkan 3 Rudal Balistik dari Pyongyang
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke arah laut pada Kamis (12/5/2022) dalam rangkaian demonstrasi senjata terbaru tahun ini.
Ini adalah peluncuran senjata pertama yang dilakukan oleh Korut sejak pelantikan Presiden baru Korsel yang konservatif, Yoon Suk Yeol, pada hari Selasa lalu.
Korut memiliki sejarah mengguncang pemerintah baru di Seoul dan Washington dalam upaya nyata untuk meningkatkan daya tawar dalam negosiasi di masa depan. Ancaman nuklir Korut kemungkinan akan menjadi agenda utama ketika Yoon bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang akan berkunjung di Seoul pada minggu depan.
Korsel dan Jepang merilis rincian penerbangan serupa, dengan mengatakan senjata itu menempuh jarak sekitar 350-360 kilometer pada ketinggian maksimum 90-100 kilometer. Baik Korsel dan Jepang mengutuk peluncuran dari wilayah Ibu Kota Korut pada Kamis sore itu.
"Rudal-rudal itu jatuh ke perairan antara pantai timur Korea Utara dan di luar zona ekonomi eksklusif Jepang," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi seperti dikutip dari AP.
Tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal akibat peluncurkan rudal balistik itu.
Militer Korsel mengatakan pihaknya meningkatkan kesiapan dan pengawasannya sambil mempertahankan koordinasi yang erat dengan AS. Korsel meminta Korut untuk segera menghentikan penembakan misilnya yang terus terjadi berulang kali.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Yoon Kim Sung-han mengatakan Korsel akan mencari tindakan "praktis" dan "keras" bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menanggapi ancaman Korut yang semakin meningkat.
Ini adalah peluncuran senjata pertama yang dilakukan oleh Korut sejak pelantikan Presiden baru Korsel yang konservatif, Yoon Suk Yeol, pada hari Selasa lalu.
Korut memiliki sejarah mengguncang pemerintah baru di Seoul dan Washington dalam upaya nyata untuk meningkatkan daya tawar dalam negosiasi di masa depan. Ancaman nuklir Korut kemungkinan akan menjadi agenda utama ketika Yoon bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang akan berkunjung di Seoul pada minggu depan.
Korsel dan Jepang merilis rincian penerbangan serupa, dengan mengatakan senjata itu menempuh jarak sekitar 350-360 kilometer pada ketinggian maksimum 90-100 kilometer. Baik Korsel dan Jepang mengutuk peluncuran dari wilayah Ibu Kota Korut pada Kamis sore itu.
"Rudal-rudal itu jatuh ke perairan antara pantai timur Korea Utara dan di luar zona ekonomi eksklusif Jepang," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi seperti dikutip dari AP.
Tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal akibat peluncurkan rudal balistik itu.
Militer Korsel mengatakan pihaknya meningkatkan kesiapan dan pengawasannya sambil mempertahankan koordinasi yang erat dengan AS. Korsel meminta Korut untuk segera menghentikan penembakan misilnya yang terus terjadi berulang kali.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Yoon Kim Sung-han mengatakan Korsel akan mencari tindakan "praktis" dan "keras" bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menanggapi ancaman Korut yang semakin meningkat.