Kasus Bunuh Diri Meningkat di Kapal Induk AS, Para Pelaut Direlokasi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) memutuskan mengizinkan pelaut yang tinggal di kapal induk USS George Washington untuk pindah ke akomodasi lain setelah serangkaian kasus bunuh diri di atas kapal induk bertenaga nuklir itu.
Kapal induk tersebut telah berlabuh kering di Virginia sejak 2017 dan sedang menjalani proses perombakan dan pengisian bahan bakar yang ekstensif.
“Rencana pemindahan akan berlanjut sampai semua Pelaut yang ingin pindah dari kapal telah melakukannya,” papar pernyataan Angkatan Udara Angkatan Laut Atlantik, dilansir RT.com pada Rabu (4/5/2022).
Meski kapal tidak sepenuhnya diawaki selama proses perbaikan, kira-kira setengah dari 5.000 pasukan penuhnya terus bekerja di sana.
Sekitar 420 pelaut tinggal di kapal yang berlabuh kering. Langkah itu dimulai pada Senin, dengan lebih dari 200 pelaut sudah meninggalkan kapal induk dan pindah ke darat ke fasilitas Angkatan Laut terdekat.
Keputusan mengizinkan pelaut untuk tidak tinggal di kapal yang sedang menjalani perbaikan datang setelah serangkaian kematian di kapal induk.
Selama 12 bulan terakhir, tujuh anggota awak USS George Washington telah meninggal, termasuk setidaknya empat orang karena bunuh diri.
Tiga kematian terjadi dalam waktu kurang dari sepekan di bulan April, tampaknya memicu proses relokasi.
Berbicara selama meja bundar media pada Selasa, Komandan Angkatan Udara Atlantik AS Laksamana John Meier mengakui keputusan mengerahkan pelaut ke kapal yang masih menjalani perbaikan mungkin terlalu dini.
“Jika saya tahu apa yang saya ketahui hari ini, saya pikir kami jelas akan menunda pergerakan awak kapal,” ujar komandan itu.
Menurut laporan media, pelaut telah berulang kali mengeluh tentang kondisi di atas kapal, menggambarkan bunyi konstruksi yang keras, ventilasi dan pemadaman air panas, perjalanan panjang ke dan dari kapal, di antara keluhan lainnya.
Meier sendiri mengakui mengetahui beberapa awak menghabiskan lebih dari tiga jam sehari hanya untuk pergi ke kapal induk.
Angkatan Laut telah meluncurkan dua penyelidikan terpisah untuk menyelidiki apakah rangkaian kematian terkait dan untuk menetapkan apakah lonjakan bunuh diri terkait kondisi hidup dan kerja atau dengan "iklim komando" di atas kapal.
“Kami telah menugaskan petugas investigasi untuk menyelidiki itu dan benar-benar menyelidiki penyebab terdekatnya. Apakah ada pemicu langsung? Apakah ada keterkaitan antara peristiwa-peristiwa itu? Saya berharap laporan itu keluar pekan ini, dan saya tidak akan mengandaikan hasil laporan itu,” ujar Meier, menambahkan terserah atasannya apakah laporan itu akan dipublikasikan atau tidak.
Kapal induk tersebut telah berlabuh kering di Virginia sejak 2017 dan sedang menjalani proses perombakan dan pengisian bahan bakar yang ekstensif.
“Rencana pemindahan akan berlanjut sampai semua Pelaut yang ingin pindah dari kapal telah melakukannya,” papar pernyataan Angkatan Udara Angkatan Laut Atlantik, dilansir RT.com pada Rabu (4/5/2022).
Meski kapal tidak sepenuhnya diawaki selama proses perbaikan, kira-kira setengah dari 5.000 pasukan penuhnya terus bekerja di sana.
Sekitar 420 pelaut tinggal di kapal yang berlabuh kering. Langkah itu dimulai pada Senin, dengan lebih dari 200 pelaut sudah meninggalkan kapal induk dan pindah ke darat ke fasilitas Angkatan Laut terdekat.
Keputusan mengizinkan pelaut untuk tidak tinggal di kapal yang sedang menjalani perbaikan datang setelah serangkaian kematian di kapal induk.
Selama 12 bulan terakhir, tujuh anggota awak USS George Washington telah meninggal, termasuk setidaknya empat orang karena bunuh diri.
Tiga kematian terjadi dalam waktu kurang dari sepekan di bulan April, tampaknya memicu proses relokasi.
Berbicara selama meja bundar media pada Selasa, Komandan Angkatan Udara Atlantik AS Laksamana John Meier mengakui keputusan mengerahkan pelaut ke kapal yang masih menjalani perbaikan mungkin terlalu dini.
“Jika saya tahu apa yang saya ketahui hari ini, saya pikir kami jelas akan menunda pergerakan awak kapal,” ujar komandan itu.
Menurut laporan media, pelaut telah berulang kali mengeluh tentang kondisi di atas kapal, menggambarkan bunyi konstruksi yang keras, ventilasi dan pemadaman air panas, perjalanan panjang ke dan dari kapal, di antara keluhan lainnya.
Meier sendiri mengakui mengetahui beberapa awak menghabiskan lebih dari tiga jam sehari hanya untuk pergi ke kapal induk.
Angkatan Laut telah meluncurkan dua penyelidikan terpisah untuk menyelidiki apakah rangkaian kematian terkait dan untuk menetapkan apakah lonjakan bunuh diri terkait kondisi hidup dan kerja atau dengan "iklim komando" di atas kapal.
“Kami telah menugaskan petugas investigasi untuk menyelidiki itu dan benar-benar menyelidiki penyebab terdekatnya. Apakah ada pemicu langsung? Apakah ada keterkaitan antara peristiwa-peristiwa itu? Saya berharap laporan itu keluar pekan ini, dan saya tidak akan mengandaikan hasil laporan itu,” ujar Meier, menambahkan terserah atasannya apakah laporan itu akan dipublikasikan atau tidak.
(sya)