Pangeran Senior: Arab Saudi Dikecewakan setelah Percaya pada AS

Selasa, 03 Mei 2022 - 10:08 WIB
loading...
Pangeran Senior: Arab Saudi Dikecewakan setelah Percaya pada AS
Pangeran senior Arab Saudi, Turki Al-Faisal, merasa negaranya dikecewakan setelah percaya pada Amerika Serikat soal jaminan keamanan dan stabilitas di kawasan Teluk. Foto/Saudi Gazette
A A A
WASHINGTON - Pengeran senior Kerajaan Arab Saudi , Turki Al-Faisal, blakblakan bahwa negaranya sudah dikecewakan oleh Amerika Serikat (AS) setelah Riyadh percaya pada Washington soal jaminan keamanan dan stabilitas kawasan Teluk.

Pengeran Turki Al-Faisal adalah mantan kepala intelijen Arab Saudi yang juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk London dan Washington D.C.

Dia mengidentifikasi ancaman secara khusus sebagai pengaruh Iran di Yaman dan penggunaan Houthi sebagai alat “tidak hanya untuk mengacaukan Arab Saudi, tetapi juga mempengaruhi keamanan dan stabilitas jalur laut internasional” di sepanjang Laut Merah, Teluk dan Laut Arab.

“Fakta bahwa Presiden [Joe] Biden menghapus Houthi dari daftar teroris telah membuat mereka berani dan membuat mereka lebih agresif dalam serangan mereka di Arab Saudi, serta di UEA [Uni Emirat Arab],” kata Pangeran Turki kepada Katie Jensen, pembawa acara baru Arab News, "Frankly Speaking".

Dia menyinggung pencabutan status organisasi teroris pada Houthi Yaman pada 12 Februari 2021 oleh pemerintahan Partai Demokrat, partainya Biden. Sebelumnya, kelompok pemberontak Yaman itu dimasukkan AS dalam daftar Organisasi Teroris Asing.



Acara “Frankly Speaking” menampilkan wawancara dengan pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis terkemuka, menyelam jauh ke dalam tajuk berita terbesar di Timur Tengah dan di seluruh dunia.

Selama penampilannya di acara video tersebut, Pangeran Turki menawarkan pandangannya tentang hubungan AS-Saudi, perang antara Rusia dan Ukraina, dan dinamika geopolitik Timur Tengah yang terus berubah pada saat kenaikan harga minyak dan ketegangan diplomatik.

“Kami selalu menganggap hubungan kami dengan AS sebagai hal yang strategis,” katanya tentang pertanyaan apakah banyak orang Saudi merasa mereka telah dikhianati oleh salah satu sekutu terdekat mereka.

“Kami mengalami pasang surut selama bertahun-tahun dan mungkin, saat ini, ini adalah salah satu penurunan, terutama karena presiden AS, dalam kampanye pemilunya, mengatakan bahwa dia akan menjadikan Arab Saudi paria. Dan, tentu saja, dia melanjutkan untuk mempraktikkan apa yang dia khotbahkan: Pertama-tama, dengan menghentikan operasi gabungan yang dilakukan Amerika dengan Kerajaan [Arab Saudi] dalam menghadapi tantangan pemberontakan yang dipimpin Houthi di Yaman melawan rakyat Yaman," paparnya, yang dilansir Senin (2/5/2022).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)