Pilot Rusia yang Dibebaskan dari Penjara AS: Saya Diculik, Disiksa sampai Tak Ingin Hidup
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pilot Rusia , Konstantin Yaroshenko, kembali ke negaranya setelah menghabiskan sekitar 10 tahun di penjara Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terlibat dalam skema penyelundupan narkoba.
Dia dibebaskan dengan pertukaran tawanan, yakni mantan marinir Amerika yang dipenjara di Rusia atas menyerang petugas polisi.
Yaroshenko berbicara kepada Russia Today tentang kengerian yang dia alami.
"Saya diculik oleh otoritas AS, intelijen mereka; DEA dan NSA Liberia, pada 28 Mei 2010 dari sebuah hotel dan kemudian dipindahkan ke markas NSA," kata Yaroshenko.
“Ada ruang penyiksaan di mana saya disiksa selama dua setengah hari. Itu adalah siksaan yang tidak manusiawi, fisik dan psikologis, dengan tekanan yang sangat besar," ujarnya.
"Pada titik tertentu, saya bahkan tidak ingin hidup, untuk sadar, ketika saya kehilangan kesadaran, saya tidak ingin kembali ke dunia ini,” paparnya, yang dilansir Jumat (29/4/2022).
Dia menambahkan bahwa agen-agen yang menyiksanya sangat kejam, termasuk dalam menjalankan "pekerjaan" mereka.
"Penyiksaan itu sangat brutal dan sangat profesional. Mereka tahu bagaimana cara memukul, di mana harus memukul, agar saya tetap hidup, sehingga mereka bisa berurusan dengan saya nanti. Mereka memukuli saya di tumit, merontokkan gigi saya, memukuli organ dalam saya, mematahkan tulang di kaki saya," kata Yaroshenko.
Liberia akhirnya menyerahkan Yaroshenko ke agen Drug Enforcement Administration (DEA) AS dan dia diam-diam dipindahkan ke Amerika.
Dia dibebaskan dengan pertukaran tawanan, yakni mantan marinir Amerika yang dipenjara di Rusia atas menyerang petugas polisi.
Yaroshenko berbicara kepada Russia Today tentang kengerian yang dia alami.
"Saya diculik oleh otoritas AS, intelijen mereka; DEA dan NSA Liberia, pada 28 Mei 2010 dari sebuah hotel dan kemudian dipindahkan ke markas NSA," kata Yaroshenko.
“Ada ruang penyiksaan di mana saya disiksa selama dua setengah hari. Itu adalah siksaan yang tidak manusiawi, fisik dan psikologis, dengan tekanan yang sangat besar," ujarnya.
"Pada titik tertentu, saya bahkan tidak ingin hidup, untuk sadar, ketika saya kehilangan kesadaran, saya tidak ingin kembali ke dunia ini,” paparnya, yang dilansir Jumat (29/4/2022).
Dia menambahkan bahwa agen-agen yang menyiksanya sangat kejam, termasuk dalam menjalankan "pekerjaan" mereka.
"Penyiksaan itu sangat brutal dan sangat profesional. Mereka tahu bagaimana cara memukul, di mana harus memukul, agar saya tetap hidup, sehingga mereka bisa berurusan dengan saya nanti. Mereka memukuli saya di tumit, merontokkan gigi saya, memukuli organ dalam saya, mematahkan tulang di kaki saya," kata Yaroshenko.
Liberia akhirnya menyerahkan Yaroshenko ke agen Drug Enforcement Administration (DEA) AS dan dia diam-diam dipindahkan ke Amerika.