Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Ukraina Selama Paskah Ortodoks

Minggu, 24 April 2022 - 22:49 WIB
loading...
Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Ukraina Selama Paskah Ortodoks
Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Ukraina Selama Paskah Ortodoks. FOTO/Reuters
A A A
VATIKAN - Paus Fransiskus menyerukan penghentian serangan di Ukraina pada Minggu (24/4/2022). Langkah itu harus diambil agar bantuan dapat menjangkau penduduk yang kelelahan. Paus juga mendesak para pemimpin untuk "mendengarkan suara rakyat", yang takut akan eskalasi.

Berbicara kepada puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, ia mencatat bahwa hari kebanyakan orang Kristen Timur, termasuk Ortodoks dan Katolik di Ukraina dan Rusia, merayakan Paskah bertepatan dengan dua bulan perang.



"Alih-alih berhenti, perang menjadi lebih keras," katanya dari jendela studi resmi kepausan, seperti dikutip dari Reuters.

"Saya memperbarui seruan untuk gencatan senjata Paskah, tanda minimum dan nyata dari kesediaan untuk perdamaian. Hentikan serangan untuk membantu penduduk yang kelelahan. Hentikan," lanjutnya.

Ketika orang-orang Kristen di Ukraina merayakan Paskah Ortodoks, perang yang telah menewaskan ribuan orang, mencabut jutaan lainnya dan menghancurkan kota-kota menjadi puing-puing tidak akan berakhir.

Sebelumnya, Ukraina mengatakan, dua anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam penembakan pada hari Minggu.



“Sangat menyedihkan bahwa pada hari-hari yang paling suci dan khusyuk bagi semua orang Kristen, suara senjata yang mematikan terdengar lebih dari (bunyi) lonceng yang mengumumkan kebangkitan. Dan menyedihkan bahwa senjata semakin mengambil tempat dibanding kata-kata," kata Francis.

"Tolong, para pemimpin politik, dengarkan suara orang-orang yang menginginkan perdamaian, bukan eskalasi konflik," kata Paus Fransiskus.

Francis tidak secara khusus menyebut Rusia atau presidennya, Vladimir Putin, sejak awal konflik. Tetapi, dia meninggalkan sedikit keraguan sisi mana yang dia kritik, menggunakan istilah-istilah seperti agresi dan invasi yang tidak dapat dibenarkan dan meratapi kekejaman terhadap warga sipil.

Putin, seorang anggota Gereja Ortodoks Rusia, telah menggambarkan tindakan Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina yang bertujuan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu. Moskow membantah menargetkan warga sipil.



Francis secara khusus menolak terminologi Rusia, menyebutnya sebagai perang yang telah menyebabkan "sungai darah".

Sebelumnya Fransiskus kembali menghadiri, tetapi tidak memimpin Misa di Basilika Santo Petrus, terakhir kali selama musim Paskah di mana rasa sakit di lututnya memaksanya untuk membatasi beberapa kegiatan. Dia membaca homili dengan suara yang jelas dan kuat sambil duduk.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)