Banyak Pengungsi Afghanistan Diusir, Jerman Lebih Utamakan Warga Ukraina

Sabtu, 23 April 2022 - 05:29 WIB
loading...
A A A
Banyak dari kedatangan terbaru ini akan diproses di ibu kota Jerman sebelum dikirim ke akomodasi di seluruh Jerman, tetapi beberapa akan tetap di Berlin, di mana ruang untuk pengungsi sangat mahal.

Menurut Departemen Integrasi, Tenaga Kerja, dan Layanan Sosial Senat Berlin, kota ini memiliki total 83 akomodasi berbeda untuk para pengungsi, yang sudah menampung sekitar 22.000 orang.

Dengan otoritas lokal yang ingin menahan orang-orang Ukraina di beberapa pusat pemrosesan yang ditentukan, mencari akomodasi untuk orang-orang Afghanistan yang diusir adalah proses yang mahal.

Sewa di kota sekarang 40% lebih mahal daripada tahun lalu, setelah pengadilan menetapkan undang-undang pengendalian harga.

Menurut survei, orang Jerman lebih suka menerima pengungsi Ukraina daripada orang Afghanistan dan lainnya.

Jajak pendapat yang dilakukan tahun lalu menemukan bahwa 60% responden tidak ingin pemerintah mereka menerima pengungsi lagi.

Bahkan ketika Kanselir Jerman Angela Merkel saat itu mengumumkan rencana menyambut puluhan ribu warga Afghanistan, Armin Laschet, pemimpin partai CDU Merkel, mengatakan kepada para pemilih bahwa tahun 2015 “tidak boleh terulang,” mengacu pada keputusan Merkel menyambut sekitar satu juta orang Timur Tengah dan migran Afrika.

Namun, 91% orang Jerman pada bulan Maret mendukung penerimaan pengungsi dari Ukraina. Ini dikombinasikan dengan Polandia dan Hongaria yang biasanya merupakan penentang keras imigrasi yang menerima ratusan ribu pengungsi Ukraina, telah mendorong para pakar dan aktivis liberal untuk menuduh negara-negara Eropa menerapkan “standar ganda” kepada para pengungsi, tergantung pada negara asal mereka.

“Tentu saja itu bukan kesalahan Ukraina, tetapi kami harus merefleksikan solidaritas kami jika itu hanya menargetkan orang-orang tertentu,” tegas Alaows.

“Bulan-bulan terakhir menunjukkan perlakuan berbeda terhadap pengungsi adalah mungkin, dan ini perlu secara sistematis ada di masyarakat kita,” ujar dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1724 seconds (0.1#10.140)