Terungkap! Mohammed bin Salman Omeli Penasihat Biden Gara-gara Ini

Kamis, 21 April 2022 - 12:12 WIB
loading...
A A A
Namun, sikap AS mulai berubah sejak Biden menggantikan Trump. Pemerintah Biden mengambil sikap yang lebih keras terhadap catatan hak asasi manusia (HAM) Kerajaan Arab Saudi dan perang Yaman di mana koalisi yang dipimpin Saudi telah terlibat sejak Maret 2015.



Mohammed bin Salman mengisyaratkan rusaknya hubungan Riyadh dengan Washington bulan lalu dalam sebuah wawancara dengan The Atlantic.

Dia memperingatkan AS untuk tidak ikut campur dalam urusan internal monarki absolut. Ketika ditanya apakah Biden salah memahami hal-hal tentang dia, dia berkata: "Sederhananya, saya tidak peduli. [Terserah Biden] untuk memikirkan kepentingan Amerika."

Mengomentari artikel Wall Street Journal, komentator pro-Saudi Ali Shihabi mengakui bahwa ada ketegangan antara kedua negara yang bersekutu tersebut, tetapi menolak klaim bahwa desakan Riyadh bahwa Biden harus mengakui Mohammed bin Salman sebagai pewaris takhta adalah penyebabnya.

"Ada ketegangan antara AS dan Saudi tetapi permintaan untuk pengakuan oleh Biden atas 'klaim [Bin Salman] untuk mewarisi takhta' tentu saja bukan salah satunya," tulis Shihabi di Twitter, seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (21/4/2022).

"[bin Salman] adalah penerus yang ditunjuk secara legal yang akan mewarisi takhta dan AS tidak memiliki masukan untuk itu."

Menurutnya, gagasan bahwa AS memiliki pengaruh pada suksesi di Arab Saudi adalah konyol.

Dia juga menolak klaim bahwa penggulingan pendahulu Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota, Mohammed bin Nayef, yang dia akui adalah pilihan yang disukai Washington, memiliki relevansi.

Mohammed bin Nayef digantikan pada 2017 oleh Mohammed bin Salman selama apa yang oleh beberapa komentator digambarkan sebagai "kudeta lunak".
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1948 seconds (0.1#10.140)