Bentrok dengan China, India Kebut Pembelian 33 Jet Tempur Rusia
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Angkatan Udara India (IAF) sedang mempercepat proses pembelian 33 unit jet tempur Rusia di tengah perseteruan dengan China di Ladakh timur. Puluhan pesawat tempur yang hendak dibeli itu termasuk 21 unit MiG-29 dan 12 unit Su-30 MKI.
IAF sudah menyodorkan proposal pembelian kepada pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi.
"Angkatan Udara telah mengerjakan rencana ini untuk beberapa waktu tetapi mereka sekarang telah mempercepat prosesnya dan proposal yang diperkirakan bernilai lebih dari Rs6.000 crore akan ditempatkan di depan Kementerian Pertahanan untuk mendapatkan persetujuan akhir minggu depan di pertemuan tingkat tertinggi," kata sumber pemerintah Modi kepada Asian News International (ANI), Jumat (19/6/2020).
IAF membutuhkan 12 unit jet tempur Su-30 MKI untuk mengganti sejumlah jumlah pesawat yang hilang dalam berbagai kecelakaan. (Baca: 43 Tentara China Tewas dan Terluka Saat Bentrok dengan India )
India sejatinya telah memesan 272 jet tempur Su-30 selama 10 hingga 15 tahun dalam batch yang berbeda. Para perwira senior IAF merasa bahwa jumlah pesawat yang diperoleh sejauh ini akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pesawat berbobot berat.
IAF telah melakukan studi untuk memeriksa apakah badan pesawat MiG-29 yang ditawarkan Rusia cukup baik untuk beroperasi dalam waktu yang lama dan semua ditemukan dalam kondisi yang baru.
MiG-29 diterbangkan oleh IAF dan pilot sudah mengenalnya, tetapi yang ditawarkan oleh Rusia berbeda dari yang ada di inventaris India.
IAF memiliki tiga skuadron MiG-29 yang telah mengalami upgrade untuk usia yang lebih lama dan dianggap dapat diandalkan dalam peran pertahanan udara. (Baca: China Bebaskan 10 Tentara India setelah Ditawan Tiga Hari )
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan India dan China pada Senin lalu terlibat bentrok mematikan di area perbatasan yang disengketakan kedua pihak di Ladakh timur. Puluhan tentara dari kedua pihak tewas.
New Delhi menuduh militer Beijing melakukan pembangunan di sepanjang Garis Kontrol Aktual di Ladakh Timur. Sedang Beijing menuduh balik pasukan India telah menerobos batas dan menolak kompromi atas wilayah yang mereka anggap bagian dari kedaulatan China. (Simak juga: Polri Pastikan Tak Proses Hukum Pengunggah Lelucon Gus Dur )
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
IAF sudah menyodorkan proposal pembelian kepada pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi.
"Angkatan Udara telah mengerjakan rencana ini untuk beberapa waktu tetapi mereka sekarang telah mempercepat prosesnya dan proposal yang diperkirakan bernilai lebih dari Rs6.000 crore akan ditempatkan di depan Kementerian Pertahanan untuk mendapatkan persetujuan akhir minggu depan di pertemuan tingkat tertinggi," kata sumber pemerintah Modi kepada Asian News International (ANI), Jumat (19/6/2020).
IAF membutuhkan 12 unit jet tempur Su-30 MKI untuk mengganti sejumlah jumlah pesawat yang hilang dalam berbagai kecelakaan. (Baca: 43 Tentara China Tewas dan Terluka Saat Bentrok dengan India )
India sejatinya telah memesan 272 jet tempur Su-30 selama 10 hingga 15 tahun dalam batch yang berbeda. Para perwira senior IAF merasa bahwa jumlah pesawat yang diperoleh sejauh ini akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pesawat berbobot berat.
IAF telah melakukan studi untuk memeriksa apakah badan pesawat MiG-29 yang ditawarkan Rusia cukup baik untuk beroperasi dalam waktu yang lama dan semua ditemukan dalam kondisi yang baru.
MiG-29 diterbangkan oleh IAF dan pilot sudah mengenalnya, tetapi yang ditawarkan oleh Rusia berbeda dari yang ada di inventaris India.
IAF memiliki tiga skuadron MiG-29 yang telah mengalami upgrade untuk usia yang lebih lama dan dianggap dapat diandalkan dalam peran pertahanan udara. (Baca: China Bebaskan 10 Tentara India setelah Ditawan Tiga Hari )
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan India dan China pada Senin lalu terlibat bentrok mematikan di area perbatasan yang disengketakan kedua pihak di Ladakh timur. Puluhan tentara dari kedua pihak tewas.
New Delhi menuduh militer Beijing melakukan pembangunan di sepanjang Garis Kontrol Aktual di Ladakh Timur. Sedang Beijing menuduh balik pasukan India telah menerobos batas dan menolak kompromi atas wilayah yang mereka anggap bagian dari kedaulatan China. (Simak juga: Polri Pastikan Tak Proses Hukum Pengunggah Lelucon Gus Dur )
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)