China Bebaskan 10 Tentara India setelah Ditawan Tiga Hari
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Militer China membebaskan 10 personel tentara India setelah ditawan tiga hari. Para tentara itu semula dilaporkan hilang setelah bentrok mematikan kedua pasukan militer di Lembah Galwan, Ladakh, Senin lalu.
Pemerintah India belum membuat pernyataan resmi mengenai 10 tentara yang ditawan. Namun, sumber pemerintah New Delhi mengungkap bahwa para prajurit, termasuk empat perwira, tersebut telah dibebaskan oleh militer Beijing.
Menurut seorang sumber, mereka dibebaskan pada Kamis sekitar pukul 17.30 petang. "Semua personel kembali tanpa cedera," kata sumber dari pemerintah India, seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (19/6/2020).
Beberapa saat setelah pembebasan 10 tentara, Angkatan Darat India mengeluarkan pernyataan yang mengatakan; "Tidak ada pasukan India yang hilang dalam aksi". (Baca: China vs India: Dua Kekuatan Nuklir, tapi Bentroknya Baku Tinju )
Sumber pemerintah tersebut mengatakan bahwa sekelompok pria yang terdiri dari dua mayor, dua kapten dan enam jawan, ditawan setelah bentrokan Senin malam di Patrol Point 14 di Lembah Galwan, setelah 20 tentara India terbunuh dan sekitar 100 lainnya cedera.
Masih menurut sumber tersebut, pembicaraan tingkat militer sejak Rabu pagi membahas seputar pembebasan personel militer yang ditawan. Kedua pemerintah juga membahas pembebasan situs yang diperebutkan, yang sekarang lebih tenang dari pada hari-hari sebelumnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri China mengklaim kedaulatan atas wilayah yang disengketakan di Lembah Galwan di Ladakh, dan memperingatkan India untuk tidak mengabaikan apa yang Beijing katakan sebagai "farm will"-nya. (Baca: Batang Besi Penuh Paku Ini Diduga Senjata dalam Bentrok India-China )
Sebagai respons-nya, juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava menyatakan; "Membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan bertentangan dengan pemahaman ini". Dia mengatakan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui implementasi yang tulus dari pemahaman yang dicapai antara komandan senior pada 6 Juni.
Srivastava memohon Beijing untuk menangani situasi dengan bertanggung jawab.
India dan China telah berada dalam kebuntuan terkait sengketa wilayah perbatasan sejak pekan terakhir bulan April di Lembah Galwan dan Pangong Tso. Beijing menolak pembangunan infrastruktur oleh New Delhi di sepanjang Garis Kontrol Aktual dan situasinya memanas, yang memuncak pada bentrok mematikan Senin lalu. (Simak juga: Polri Pastikan Tak Proses Hukum Penggugah Lelucon Gus Dur )
Pemerintah India belum membuat pernyataan resmi mengenai 10 tentara yang ditawan. Namun, sumber pemerintah New Delhi mengungkap bahwa para prajurit, termasuk empat perwira, tersebut telah dibebaskan oleh militer Beijing.
Menurut seorang sumber, mereka dibebaskan pada Kamis sekitar pukul 17.30 petang. "Semua personel kembali tanpa cedera," kata sumber dari pemerintah India, seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (19/6/2020).
Beberapa saat setelah pembebasan 10 tentara, Angkatan Darat India mengeluarkan pernyataan yang mengatakan; "Tidak ada pasukan India yang hilang dalam aksi". (Baca: China vs India: Dua Kekuatan Nuklir, tapi Bentroknya Baku Tinju )
Sumber pemerintah tersebut mengatakan bahwa sekelompok pria yang terdiri dari dua mayor, dua kapten dan enam jawan, ditawan setelah bentrokan Senin malam di Patrol Point 14 di Lembah Galwan, setelah 20 tentara India terbunuh dan sekitar 100 lainnya cedera.
Masih menurut sumber tersebut, pembicaraan tingkat militer sejak Rabu pagi membahas seputar pembebasan personel militer yang ditawan. Kedua pemerintah juga membahas pembebasan situs yang diperebutkan, yang sekarang lebih tenang dari pada hari-hari sebelumnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri China mengklaim kedaulatan atas wilayah yang disengketakan di Lembah Galwan di Ladakh, dan memperingatkan India untuk tidak mengabaikan apa yang Beijing katakan sebagai "farm will"-nya. (Baca: Batang Besi Penuh Paku Ini Diduga Senjata dalam Bentrok India-China )
Sebagai respons-nya, juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava menyatakan; "Membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan bertentangan dengan pemahaman ini". Dia mengatakan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui implementasi yang tulus dari pemahaman yang dicapai antara komandan senior pada 6 Juni.
Srivastava memohon Beijing untuk menangani situasi dengan bertanggung jawab.
India dan China telah berada dalam kebuntuan terkait sengketa wilayah perbatasan sejak pekan terakhir bulan April di Lembah Galwan dan Pangong Tso. Beijing menolak pembangunan infrastruktur oleh New Delhi di sepanjang Garis Kontrol Aktual dan situasinya memanas, yang memuncak pada bentrok mematikan Senin lalu. (Simak juga: Polri Pastikan Tak Proses Hukum Penggugah Lelucon Gus Dur )
(min)