Lavrov: Tahap Baru Operasi Militer Rusia di Ukraina Dimulai

Selasa, 19 April 2022 - 18:21 WIB
loading...
Lavrov: Tahap Baru Operasi Militer Rusia di Ukraina Dimulai
Peluncur roket ditembakkan pejuang Republik Rakyat Donetsk. Foto/Sputnik/Ilya Pitalev
A A A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menyatakan operasi militer Rusia di Ukraina memasuki fase baru.

Dalam wawancara yang disiarkan media India pada Selasa (19/4/2022), Lavrov mengatakan tujuan aksi militer di Ukraina telah dinyatakan Moskow sejak awal, dan salah satu tujuannya adalah merebut seluruh wilayah yang diklaim Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Luhansk (LPR) sebagai wilayah kedaulatan mereka.

“Upaya ini akan terus berlanjut. Tahap lain dari operasi ini sudah dimulai. Dan saya yakin ini akan menjadi momen yang sangat penting dari seluruh usaha khusus ini," papar dia.



Ada laporan pertempuran intensif di Ukraina timur pada Senin malam (18/4/2022).



Kementerian pertahanan Rusia melaporkan pada Selasa pagi bahwa pasukannya telah mengirimkan serangan artileri ke 1.260 sasaran militer Ukraina semalam, termasuk 1.214 lokasi di mana pasukan Ukraina mengumpulkan pasukan mereka.



Selain serangan artileri, pesawat tempur Rusia menargetkan 60 lokasi militer di Ukraina, termasuk 53 lokasi dengan kehadiran besar pasukan dan perangkat keras militer Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pada Senin bahwa sifat permusuhan di negaranya telah berubah secara radikal.

“Kami sekarang dapat mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbass, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” ujar Zelensky dalam video yang diposting di Telegram pada Senin malam.

Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Luhansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)