Rusia Hancurkan Pabrik Rudal Balistik Tochka-U Ukraina

Selasa, 19 April 2022 - 17:26 WIB
loading...
Rusia Hancurkan Pabrik...
Rudal balistik taktis Tochka-U yang dioperasikan militer Ukraina. Foto/missilethreat.csis.org
A A A
MOSKOW - Militer Rusia menghancurkan pabrik militer yang digunakan untuk memperbaiki hulu ledak rudal balistik Tochka-U.

Juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengumumkan hal itu pada Senin (18/4/2022).

Fasilitas itu terletak di kota Dnepr, Ukraina tenggara, yang sebelumnya dikenal sebagai Dnepropetrovsk.



Rudal balistik taktis Tochka-U buatan Soviet telah banyak digunakan pasukan Ukraina dalam konflik dengan Rusia.



Sistem rudal ini bisa dibilang sebagai senjata dengan jangkauan terjauh yang dimiliki Kiev, dengan jangkauan maksimum 120 km. Unit rudal dapat dilengkapi dengan berbagai hulu ledak, termasuk bom cluster.



Rudal jenis ini telah terlibat dalam beberapa insiden korban massal selama konflik, menurut Moskow.

Pada 14 Maret, Tochka-U diluncurkan di Donetsk, ibu kota Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memisahkan diri.

Rudal yang membawa hulu ledak munisi tandan, dicegat pasukan DPR, namun beberapa bagian bahan peledaknya menghantam kota, menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai 36 warga sipil.

Insiden lain yang melibatkan Tochka-U terjadi di kota Kramatorsk yang dikuasai Kiev pada 8 April.

Satu rudal lagi dikatakan sarat dengan hulu ledak munisi tandan menghantam stasiun kereta api lokal yang digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari zona perang.

Serangan itu menyebabkan puluhan warga sipil tewas dan terluka.

Sementara Ukraina dengan cepat menyalahkan Moskow atas serangan itu, Moskow dengan tegas membantah terlibat, menyebut serangan itu sebagai tindakan "barbarisme" oleh pasukan Kiev.

Militer Rusia menunjukkan jenis rudal ini telah dipensiunkan dari penggunaan aktif dan mencap tuduhan itu sebagai, “Provokasi yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kenyataan.”

Rusia menambahkan bahwa Tochka-U hanya digunakan pihak Ukraina selama konflik saat ini.

Rusia menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)