Yerusalem Memanas, Roket Gaza Serang Israel tapi Dicegat Iron Dome

Selasa, 19 April 2022 - 07:51 WIB
loading...
Yerusalem Memanas, Roket Gaza Serang Israel tapi Dicegat Iron Dome
Roket asal Gaza ditembakkan ke wilayah Israel dan dicegat sistem pertahanan rudal Iron Dome. Foto/Hadas Parush/Flash90
A A A
YERUSALEM - Kelompok militan Gaza, Palestina , menembakkan roket ke wilayah Israel pada hari Senin ketika ketegangan di sekitar situs suci Yerusalem memanas. Roket tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.

"Sirene terdengar di daerah sekitar Jalur Gaza," kata militer Israel, mengacu pada daerah kantong Palestina yang dikendalikan oleh kelompok Hamas.

"Satu roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Roket itu dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome," lanjut militer Israel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP, Selasa (19/4/2022).

Tidak ada laporan segera mengenai korban dan tidak ada faksi di Gaza yang segera mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket tersebut.



Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua tembakan roket dari Israel, dan biasanya melakukan serangan udara sebagai respons.

Insiden itu, yang pertama dari jenisnya sejak Januari, terjadi setelah akhir pekan kekerasan Israel-Palestina di dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang melukai lebih dari 170 orang, sebagian besar demonstran Palestina.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sesi pada hari Selasa untuk membahas lonjakan kekerasan.

Kekerasan serupa di Yerusalem sekitar waktu yang sama tahun lalu memicu tembakan roket Hamas berulang kali ke Israel yang meningkat menjadi perang 11 hari.

Lonjakan ketegangan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan dan Paskah Yahudi.

Kompleks Masjid Al-Aqsa dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount-situs tersuci dalam Yudaisme dan tersuci ketiga dalam Islam.

Orang-orang Palestina telah marah dengan kunjungan berulang kali ke situs tersebut oleh para peziarah Yahudi, yang sesuai aturan diizinkan masuk tetapi tidak boleh berdoa di sana.

Pemerintah Perdana Menteri Israel Naftali Bennett telah berulang kali menyatakan bahwa pasukan keamanan Israel memiliki "kebebasan" untuk menangani para demonstran.

Hamas telah memperingatkan pada hari Minggu bahwa Al-Aqsa adalah milik Palestina dan bersumpah untuk membela hak warga Palestina untuk berdoa di sana.

Tembakan roket dan bentrokan di Al-Aqsa terjadi setelah lonjakan kekerasan termasuk empat serangan mematikan sejak akhir Maret di negara Yahudi oleh warga Palestina dan Arab Israel yang merenggut 14 nyawa, sebagian besar warga sipil.

Sebanyak 23 warga Palestina tewas dalam kekerasan sejak 22 Maret, termasuk penyerang yang menargetkan warga Israel.

Mereka termasuk Hanan Khudur, seorang wanita Palestina berusia 18 tahun yang meninggal Senin setelah ditembak oleh pasukan Israel pekan lalu di desa Faquaa, dekat kota Jenin.

Israel telah mengerahkan pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki dan telah memperkuat penghalang di wilayah itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengatakan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat sangat prihatin tentang ketegangan dan bahwa pejabat senior AS telah berhubungan melalui telepon dengan rekan-rekan mereka dari Israel, Otoritas Palestina dan negara-negara Arab.

"Kami telah mendesak semua pihak untuk menjaga status quo bersejarah di kompleks Al-Aqsa dan menghindari langkah-langkah provokatif, katanya.

Yordania pada hari Senin memanggil kuasa usaha Israel. "Untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran Israel yang tidak sah dan provokatif di Masjid Al-Aqsa yang diberkati", kata Kementerian Luar Negeri Yordania dalam sebuah pernyataan.

Yordania berfungsi sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem timur, termasuk Kota Tua, yang diduduki Israel pada tahun 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Bennett pada hari Senin mengecam apa yang disebutnya "kampanye hasutan yang dipimpin Hamas" dan mengatakan Israel melakukan segalanya untuk memastikan orang-orang dari semua agama dapat beribadah dengan aman di Yerusalem.

"Kami mengharapkan semua orang untuk tidak bergabung dengan kebohongan dan tentu saja tidak mendorong kekerasan terhadap orang Yahudi," katanya, mengacu pada Yordania.

Bennett juga menghadapi krisis politik di dalam negeri setelah koalisi ideologisnya yang berbeda kehilangan mayoritas satu kursinya di 120 kursi Knesset (Parlemen), hanya kurang dari setahun sejak dia dengan susah payah menyusun pemerintahan.

Pada hari Minggu, Raam, partai Arab-Israel pertama yang pernah menjadi bagian dari pemerintah Israel, mengatakan pihaknya "menangguhkan" keanggotaannya di koalisi pemerintah sebagai respons atas kekerasan di Yerusalem.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1766 seconds (0.1#10.140)