Kisah Wanita Yahudi Masuk Islam, Awalnya Penasaran Soal Sujud dan Lepas Sepatu Saat Salat

Senin, 18 April 2022 - 22:17 WIB
loading...
Kisah Wanita Yahudi Masuk Islam, Awalnya Penasaran Soal Sujud dan Lepas Sepatu Saat Salat
Seorang wanita Yahudi menjelaskan perjalanan hidupnya hingga masuk Islam. Foto/youtube/Alhmmmdd
A A A
TEL AVIV - Datangnya hidayah pada seseorang tak bisa diduga-duga. Berawal dari pertanyaan tentang sujud dan melepas sepatu saat berdoa pada Tuhan, wanita Yahudi ini berpindah agama menjadi Islam.

Dalam akun Youtube, Alhmmmdd menjelaskan perjalanan hidupnya. “Saya lahir dari keluarga Yahudi dan saya pindah ke Islam pada 2018,” ujar dia.



“Saya lahir di Montreal, Kanada, dari keluarga Hasidik Yahudi. Saat orang tua saya bercerai saya dibesarkan secara Hasidik. Saat orang tua saya bercerai, ibu saya membawa saya keluar dari komunitas Hasidik tapi tetap dalam komunitas Yahudi,” papar dia.



Dia menjelaskan, “Ayah saya Yahudi Askenazi, keluarganya dari Eropa timur. Ibunya ibu saya lahir di Maroko dan ayahnya di Yaman. Ibu saya lahir di wilayah pendudukan Palestina. Saya selalu mengidentifikasi saya sebagai Yahudi Israel Maroko Yaman Askenazi,” ungkap dia.



“Saya menganggap diri saya Yahudi secara etnis yang beragama Islam,” papar dia.

Dia mengakui perjalanannya menuju Islam tidak secara tiba-tiba. “Ceritanya sangat panjang. Saya mendapatkan pendidikan secara Yahudi hingga SMA. Saya selalu percaya pada Tuhan, Taurat dan ajaran Yahudi. Saya dulunya merupakan pendukung keras Zionis dan Israel. Saya cukup relijius, melaksanakan shabbat, kosher, dan folikosha,” tutur dia.

“Setelah saya lulus SMA, saya mulai keluar dari komunitas Yahudi, bertemu dengan orang-orang non-Yahudi. Saya mulai bertukar pendapat dengan orang. Saya mulai meragukan Yahudi dan menjaga jarak diri saya dengan Yudaisme,” ungkap dia.

Dia menambahkan, “Saya mulai meragukan apa yang saya praktekkan. Saya menjaga jarak saya dengan Tuhan. Saya hidup seperti itu selama beberapa bulan. Lalu pada satu titik saya mulai teralienasi dengan Tuhan. Saya mulai merasa kekosongan tanpa kehadiran Tuhan.”

“Jadi saat saya naik bus ke sekolah saya baca buku Psalms yang ditulis King David. Saya merasa itu buku yang bagus. Ada satu bagian di mana King David bersujud dalam doa pada Tuhan,” ungkap dia.

“Sujud dalam doa itu diulang berulang-ulang kali. Saya pun penasaran kenapa Yahudi tidak bersujud saat berdoa. Jadi saya melakukan penelitian di google untuk mencari berbagai hal tentang sujud,” ujar dia.

Dia menekankan, “Saya juga bicara dengan rabi tapi itu tidak memuaskan saya. Saya melakukan banyak riset tentang Karaii Yahudi yang mengikuti Taurat. Saya merasa aneh, mengapa kami melakukan passover, chanukah, hashanah, itu semua ternyata berdasarkan interpretasi rabi.”

“Saya punya teman muslim tapi dia tidak pernah bicara tentang agama. Lalu saya menemukan komunitas online Muslim dan kami diskusi tentang berbagai hal. Saya juga lihat video tentang debat antara Muslim dan Yahudi. Ternyata Muslim dan Yahudi menyembah Tuhan yang sama,” ujar dia.

Dia menambahkan, “Mereka (Muslim) percaya Taurat, Gospel, dan semua nabi Yahudi. Yang berbeda mereka percaya Nabi Isa dan Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir. Dan Alquran sebagai kata-kata Tuhan. Jadi itu hanya tambahan dari Yudaisme.”

“Jadi ini seperti update pada Yudaisme. Oke, jadi ini tidak sepenuhnya berbeda. Lalu muslim sujud dalam salat karena itu yang diinginkan Tuhan, itu yang Tuhan katakana,” ujar dia.

Dia menjelaskan, “Itu (sujud) juga yang dilakukan Yahudi, kemudian datang rabi yang mengatakan kita tak perlu cara ini lagi.”

“Lalu Muslim salat tidak memakai sepatu, dan itu masuk akal karena masjid itu tempat suci saat Anda berdoa. Saat kamu bicara dengan Tuhan, kamu bicara dengan sesuatu yang sangat suci. Anda harus menghormatinya dan melepas sepatu,” ungkap dia.

“Anda tahu, saat Musa bicara dengan Tuhan dan di dekat api, Tuhan berkata, lepas sepatumu karena ini tempat suci, jadi lepas sepatumu. Lalu saya pikir itu masuk akal. Hal-hal kecil ini membuat saya berpikir Islam masuk akal,” ujar dia.

Dia menjelaskan, “Lalu saya mulai membaca Alquran dan Alquran masuk akal. Pada titik itu saya belum berpikir berpindah agama. Karena kalau saya pindah agama saya akan melepas semuanya. Tapi saya juga berpikir menjadi Islam membuat saya sebagai Yahudi yang lebih baik.”

“Ini masih agama yang sama. Saya menyadari itu pada satu titik. Saya pun berlajar salat dengan cepat,” papar dia.

Dia mengaku, sejak 2017 telah mulai yakin dengan kebenaran Islam. “Lalu pada 28 Januari 2018 saya berpindah ke Islam. Saya membaca syahadat,” pungkas dia.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1478 seconds (0.1#10.140)