Eks Presiden Ukraina: Kami Butuh Senjata, Senjata dan Senjata
loading...
A
A
A
KIEV - Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan negaranya lebih banyak senjata. Selain itu, dia juga mendesak berbagai negara untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.
“Cara terpendek menuju perdamaian adalah dengan memasok senjata ke Ukraina,” kata Poroshenko kepada Al Jazeera, Sabtu (16/4/2022).
“Dari komunitas internasional, kami membutuhkan tiga hal: senjata, senjata, dan senjata.”
Mantan presiden itu juga meminta masyarakat internasional untuk terus memberikan sanksi kepada Rusia dan melakukan embargo pada produknya.
Poroshenko, seperti halnya Presiden Volodymyr Zelensky, juga mendesak penutupan wilayah udara Ukraina untuk melindungi warga sipil.
Menurutnya, dunia Barat harus benar-benar mengisolasi Rusia dan Presiden Vladimir Putin sebagai cara untuk menekan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Poroshenko (56), yang menjabat sebagai presiden dari 2014 hingga 2019, ditempatkan di bawah penyelidikan atas pengkhianatan tingkat tinggi dan meninggalkan Ukraina pada Desember tahun lalu.
Dia sedang diselidiki karena pengkhianatan dalam kasus, yang katanya, dibuat oleh sekutu penggantinya, Presiden Volodymyr Zelensky.
Poroshenko sedang diselidiki sehubungan dengan pembiayaan kelompok separatis pro-Rusia melalui penjualan batu bara ilegal pada 2014-2015.
“Cara terpendek menuju perdamaian adalah dengan memasok senjata ke Ukraina,” kata Poroshenko kepada Al Jazeera, Sabtu (16/4/2022).
“Dari komunitas internasional, kami membutuhkan tiga hal: senjata, senjata, dan senjata.”
Mantan presiden itu juga meminta masyarakat internasional untuk terus memberikan sanksi kepada Rusia dan melakukan embargo pada produknya.
Poroshenko, seperti halnya Presiden Volodymyr Zelensky, juga mendesak penutupan wilayah udara Ukraina untuk melindungi warga sipil.
Menurutnya, dunia Barat harus benar-benar mengisolasi Rusia dan Presiden Vladimir Putin sebagai cara untuk menekan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Poroshenko (56), yang menjabat sebagai presiden dari 2014 hingga 2019, ditempatkan di bawah penyelidikan atas pengkhianatan tingkat tinggi dan meninggalkan Ukraina pada Desember tahun lalu.
Dia sedang diselidiki karena pengkhianatan dalam kasus, yang katanya, dibuat oleh sekutu penggantinya, Presiden Volodymyr Zelensky.
Poroshenko sedang diselidiki sehubungan dengan pembiayaan kelompok separatis pro-Rusia melalui penjualan batu bara ilegal pada 2014-2015.